Pahami Problem Solving yang Baik Biar Hidupmu Enggak Galau Terus!

Halo Quipperian! Pernah menemui masalah? Pasti pernah dong, malah mungkin sering. Bahkan saat baru mencoba menyelesaikan satu masalah, masalah atau kesulitan lain muncul di sepanjang jalan. Masalah terus meningkat begitu cepat sehingga kita mendapati diri kita mengambil jalan pintas supaya bisa cepat pindah ke masalah berikutnya.

Dalam prosesnya, kita gagal menyelesaikan inti dari setiap masalah yang kita hadapi; jadi kita terus terperangkap dalam jebakan siklus yang tidak pernah berakhir yang membuatnya sulit untuk menemukan resolusi nyata apa pun. Terdengar seperti pengalaman sendiri?

Masalah adalah pusat dari apa yang dilakukan banyak orang di tempat kerja setiap hari. Apakah Quipperian memecahkan masalah untuk teman (internal atau eksternal), mendukung mereka yang memecahkan masalah, atau menemukan masalah baru untuk dipecahkan? Masalah yang Quipperian hadapi bisa besar atau kecil, sederhana atau rumit, dan mudah atau sulit. Hal ini merupakan alasan penting untuk mengenal dan bahkan memahami keterampilan memecahkan masalah atau problem solving. Karena itu, Quipper Blog kali ini akan mengajak Quipperian berkenalan dengan keterampilan memecahkan masalah.

Ubah Paradigma Diri Sendiri

Karl Popper, salah satu filsuf ilmu pengetahuan abad ke-20 yang paling berpengaruh, pernah dengan fasih menyatakan, “Semua kehidupan adalah pemecahan masalah.” Pribadi-pribadi atau individu-individu unggul adalah pemecah masalah terbaik. Mereka memiliki kesabaran untuk mundur dan melihat masalah di tangan melalui pengamatan yang meluas; visi melingkar. Mereka melihat sekeliling, di bawah dan di luar masalah itu sendiri. Mereka melihat jauh melampaui yang sudah jelas. Pribadi yang paling efektif mendekati masalah melalui lensa peluang.

Seseorang yang tidak memiliki kebijaksanaan menghadapi suatu masalah dengan perspektif dan paradigma linear – hanya melihat masalah yang terletak langsung di depan mereka dan ragam kemungkinan rintangan yang mungkin muncul dalam menyelesaikan masalah terkait.

Dengan demikian, mereka tidak pernah melihat totalitas dari apa yang diwakili oleh masalah; bahwa masalah tersebut mungkin dapat berfungsi sebagai inisiator untuk meningkatkan praktik terbaik yang ada, protokol dan prosedur operasi Quipperian untuk tumbuh dan bersaing di pasar. Mereka tidak pernah menyadari bahwa, pada akhirnya, semua masalah memiliki derajat yang sama – hanya dikemas secara berbeda.

Seorang pribadi unggul tidak boleh menganggap masalah sebagai hambatan/rintangan, melainkan sebagai penggerak/perangsang strategis untuk suatu pertumbuhkembangan yang berkelanjutan dan pencapaian peluang-peluang baru yang mungkin sebelumnya tidak terlihat.

Problem Solving Berpikir Analitis dan Kreatif

Pemecahan masalah membutuhkan dua jenis keterampilan mental, analitis, dan kreatif yang berbeda. Berpikir analitis atau logis termasuk keterampilan seperti mengurutkan, membandingkan, memilah, mengevaluasi, dan memilih. Keterampilan ini menyediakan sebuah kerangka kerja logis untuk pemecahan masalah dan membantu untuk memilih alternatif terbaik dari yang tersedia dengan mempersempit berbagai kemungkinan.

Berpikir analitis sering mendominasi dalam memecahkan masalah tertutup, di mana banyak kemungkinan penyebab harus diidentifikasi dan dianalisis untuk menemukan penyebab sebenarnya.

Berpikir kreatif adalah proses yang berbeda, menggunakan imajinasi untuk menciptakan berbagai macam ide untuk solusi. Ini mengharuskan kita untuk melihat melampaui ide-ide yang jelas dan menciptakan yang mungkin, pada awalnya, tampak tidak realistis atau tidak memiliki hubungan logis dengan masalah. Ada banyak elemen pemikiran kreatif dalam memecahkan masalah terbuka.

8 Langkah Problem Solving

  1. Definisikan masalah. Apa sebenarnya yang terjadi? Buat daftar dan bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang dapat Quipperian mulai pada penyelesaian.
  2. Tetapkan beberapa sasaran. Fokus pada langkah-langkah yang dapat Quipperian ambil untuk menyelesaikan berbagai hal, daripada hanya memikirkan apa yang Quipperian inginkan terjadi.
  3. Pikirkan solusi yang mungkin. Jadilah kreatif dan catat solusi sebanyak yang dapat Quipperian pikirkan. Tetap berpikiran terbuka dan cantumkan apa pun yang muncul di pikiran, masuk akal atau tidak.
  4. Coret pilihan tindakan yang tidak berguna. Oke, periksa realitas. Evaluasi daftar ide Quipperian dan kecualikan ide-ide yang tidak realistis atau tidak membantu.
  5. Periksa konsekuensi atau efek lanjutan. Di bawah pilihan tindakan yang Quipperian miliki tulis semua kemungkinan efek buruk dan positif.
  6. Identifikasi solusi terbaik. Sekarang saatnya untuk membuat keputusan. Lihatlah daftar opsi Quipperian dan pilih yang paling praktis dan bermanfaat. Mungkin ada satu solusi yang jelas, atau beberapa mungkin bekerja dalam kombinasi.
  7. Praktikkan solusi yang Quipperian pilih, milikilah keyakinan pada dirimu dan buatlah komitmen untuk mencoba salah satu solusi.
  8. Jika belum berhasil, coba solusi lainnya.

Semoga artikel mengenai problem solving di atas dapat membantu kamu dalam menghadapi masalah kehidupan ya, Quipperian. Sampai jumpa di artikel lainnya dan jangan lupa kunjungi Quipper Blog!

Sumber:

Penulis: Jan Wiguna

Lainya Untuk Anda

Apa Itu Generasi Milenial dan Perbedaannya dengan Generasi X dan Z?

6 Tips Tenang dan Fokus saat Ujian supaya Lancar Mengerjakan Soal!

Ragam Pidato Bertemakan Pendidikan untuk Memperingati Hardiknas