Hari Ibu Nasional – Sejarah dan Perjuangan Hak 

Hai Quipperian, kamu pasti tahu kan, setiap tanggal 22 Desember kita memperingati Hari Ibu Nasional. Hari ibu nasional merupakan momentum besar yang diperingati setiap tahunnya, lho. Perayaan Hari Ibu atau mother’s day juga diperingati secara internasional, yang jatuh di tanggal 10 Mei.

Pada dasarnya, peran ibu dalam masyarakat sangatlah penting. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita memperingati dan merayakan Hari Ibu untuk menghargai dan menghormati jasa ibu dalam kehidupan kita.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai Hari Ibu Nasional. Kira-kira bagaimana sejarah Hari Ibu di Indonesia? Yuk, simak pembahasannya!

Sejarah Hari Ibu Nasional 

Peran penting ibu dalam keluarga bagi suami, anak, dan juga lingkungan sekitarnya sudah sepatutnya dihargai. Sebetulnya tidak harus di tanggal 22 Desember saja, setiap hari pun perlu. Namun, peringatan ini merupakan sebuah simbolis, supaya masyarakat tidak melupakan jasa dan peran ibu.

Peringatan Hari Ibu ini juga tidak luput dari peran perempuan di negara kita yang telah berjuang untuk meningkatkan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara, Quipperian

Sejarah peringatan Hari Ibu di tanah air bermula dari penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Kota Yogyakarta, tepatnya di Ndalem Joyodipuran. 

Kongres ini diikuti oleh tidak kurang dari 600 perempuan yang berasal dari 30 perhimpunan wanita dengan berbagai macam latar belakang, agama, suku, usia, dan pekerjaan.

Pada Kongres Perempuan Indonesia I, terdapat  tokoh-tokoh organisasi seperti Boedi Oetomo, Partai Nasional Indonesia, Sarekat Islam,  PSI, Pemoeda Indonesia, Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Madoera, dan Muhammadiyah.

Pada Kongres Perempuan Indonesia I ini juga diraih kesepakatan untuk membentuk organisasi yang disebut dengan Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Kemudian, pada tahun 1929 diubah namanya menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). 

Perhelatan Kongres Perempuan berlangsung pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda dengan tema sentral, yakni memperjuangkan hak perempuan dalam pendidikan, perkawinan, melawan perkawinan dini, dan poligami. 

Momentum Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember ini menjadi tanggal yang dipilih sebagai tanggal Hari ibu Nasional yang akan diperingati setiap tahunnya.

Kemudian, gagasan peringatan Hari Ibu Nasional ini muncul pada kongres Perempuan III di tahun 1938. Pada Kongres inilah tercetus peringatan akan Hari Ibu yang sekaligus membawa isu perbaikan gizi dan kesehatan bagi semua ibu dan balita, juga perdagangan perempuan dan anak. 

Dukungan Presiden Ir. Soekarno

Quipperian, gerakan perempuan ini mendapat dukungan lho dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Beliau dengan resmi menetapkan Hari Ibu Nasional untuk diperingati setiap 22 Desember pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. 

Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 yang dikeluarkan pada 16 Desember 1959, tepatnya pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928, dengan dasar hukum yang yakni:

  1. Undang-undang nomor 7 tahun 1984 yang berisi tentang Pengesahan Konvensi tentang penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.
  2. Undang-undang nomor 39 Tahun 1999 yakni tentang Hak Asasi Manusia.
  3. Undang-undang nomor 23 Tahun 2004 yakni tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
  4. Undang-undang nomor 11 Tahun 2005 yakni tentang Pengesahan Ratifikasi Konvensi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.
  5. Undang-undang nomor 12 Tahun 2005 yakni tentang Pengesahan Ratifikasi Konvensi Hak Sipil dan Politik.
  6. Undang-undang nomor 21 Tahun 2007 yakni tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
  7. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 yakni tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
  8. Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2015 yakni tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.
  9. Dan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 yakni  tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

Perjuangan Hak Perempuan dan Kesetaraan

Peringatan Hari Ibu Nasional sangat identik dengan perjuangan hak perempuan. Pada hakekatnya, perayaan ini merupakan pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya generasi muda. Bukan hanya pentingnya peran ibu, tapi juga pentingnya peran perempuan terhadap kemajuan bangsa. 

Sejak zaman perjuangan merebut kemerdekaan, sudah banyak perempuan mengambil peran penting sebagai garda terdepan. Pada masa itu, tokoh-tokoh perempuan banyak terlibat dalam bidang perdagangan, pertahanan negara, pengelolaan negara, serta sejumlah bidang sosial kemasyarakatan. 

Maka, Hari Ibu juga merupakan perayaan bagi kesetaraan atau emansipasi, serta pejuang hak perempuan, nih. 

Quipperian, momentum ini juga sebagai peringatan akan peran perempuan dalam peradaban, dengan peringatan dan perayaan Hari Ibu Nasional yang merupakan  hari untuk perempuan-perempuan di Indonesia secara keseluruhan. 

Semoga hal ini menjadi pendorong bagi kamu dan kita semua, serta masyarakat luas dan seluruh pemangku kepentingan dan bahwa perempuan juga memiliki eksistensi yang tinggi dalam pembangunan di Indonesia, ya

Jangan lupa, ucapkan selamat Hari Ibu juga untuk ibu kamu di rumah dan para ibu hebat lainnya yang kamu kenal. Semoga perempuan Indonesia semakin sukses dan maju terus, ya!

Untuk baca artikel menarik lainnya, langsung saja mampir ke Quipper Blog, yuk.

Lainya Untuk Anda

Apa Itu Generasi Milenial dan Perbedaannya dengan Generasi X dan Z?

6 Tips Tenang dan Fokus saat Ujian supaya Lancar Mengerjakan Soal!

Ragam Pidato Bertemakan Pendidikan untuk Memperingati Hardiknas