Home » Tips & Trick » Your Life » Ciri-ciri Toxic Relationship yang Harus Dihindari

Ciri-ciri Toxic Relationship yang Harus Dihindari

Ciri-ciri Toxic Relationship yang Harus Dihindari

Quipperian, ada sebuah istilah lama yang diambil dari penggalan lirik lagu: “jatuh cinta berjuta rasanya.” Namanya berjuta rasa, pasti enggak cuma bahagia aja dong? Memang sih, kalau lagi jatuh cinta, semua hal terasa enggak penting lagi. Dunia serasa lebih kecil, cuma ada kamu dan si dia. Jatuh cinta merupakan perasaan yang sangat manusiawi. 

Biasanya benih-benih jatuh cinta dimulai dari rasa kagum, semisal aja kamu mengagumi gebetan atau pacar ketika si dia lagi main basket atau kamu merasa si dia sangat pintar atau ahli dalam suatu hal. Setelah rasa kagum tersebut semakin besar, baru deh kamu merasa jatuh cinta dan rasanya wajah si dia berputar-putar di kepala kamu.

Dalam sebuah hubungan percintaan, enggak bisa lepas dari yang namanya pertengkaran, rasa cemburu, ingin memiliki sepenuhnya, moody, insecure, dll. Semua hal tersebut sebetulnya wajar kalau tidak berlebihan, Quipperian. 

Masalah muncul ketika persoalan tersebut tidak pernah selesai dan selalui menghantui hubungan kamu. Sifat-sifat berlebihan ini nantinya akan menjurus jadi toxic relationship

Toxic relationship merupakan sebuah kondisi berkaitan dengan area negatif dalam sebuah hubungan, yang berujung pada hubungan yang tidak bahagia dan besar kemungkinan untuk putus hubungan. 

Maka dari itu, kamu perlu mengetahui apakah kira-kira hubungan kamu sedang memasuki area toxic relationship atau tidak, nih. Sebab, sebenarnya jangan-jangan bukan salah pasangan kamu selama ini, tapi permasalahannya ada di kamu. Wah!

1. Kerap Menghitung Kesalahan Pasangan

Quipperian, salah satu tanda toxic relationship ialah ketika kamu atau pasangan seringkali menghitung kesalahan yang pernah terjadi. Hal ini membuat kamu dan pasangan saling berdebat dan berselisih satu sama lain. Seharusnya kesalahan itu didiskusikan agar dapat saling memaafkan, bukan justru mengundang permasalahaan baru, Quipperian.

2. Cemburu Berlebihan

Ngaku deh, kamu yang lagi baca artikel ini pasti pernah menjadi orang yang cemburuan atau dicemburui berlebihan, ya kan? 

Cemburu bisa dibilang adalah biang keladi dari sebuah hubungan. Banyak banget hubungan yang kandas akibat salah satu pihak yang cemburuan. Sifat ini termasuk dalam toxic relationship, Quipperian. Cemburu boleh aja, tapi kalau sampai berlebihan seperti men-hack akun instagram atau e-mail, itu sudah termasuk pelanggaran privasi bahkan hak asasi manusia, lho. 

3. Menyalahkan Orang Lain karena Mood Personal

Hmm, salah satu yang paling nyebelin saat menghadapi orang moody adalah kamu harus terlibat dengan mood jelek mereka. Apalagi kalau orang tersebut adalah pasangan kamu sendiri, Quipperian. BIasanya orang yang moody merasa dirinya harus dimengerti dan seringkali menyalahkan orang lain atas mood buruknya.

Ujung-ujungnya, perselisihan pun tidak bisa dihindari. Hal ini termasuk salah satu bentuk toxic relationship yang patut dihindari. Menyelesaikan masalah dalam kondisi kepala dingin jauh lebih baik ketika saat sedang emosional. Ingat, bersikap moody dan penuh drama tidak akan menguntungkan siapapun, termasuk diri kamu sendiri, Quipperian.

4. Mengancam Hubungan

Enggak jarang, ketika sedang berselisih, kita atau si dia jadi lupa diri dan enggak mikir panjang, bahkan mungkin seringkali terlontar keputusan untuk mengakhiri hubungan. Ada baiknya, ketika sedang mengalami perselisihan, kamu dan pasangan lebih dulu mendinginkan kepala dan cobalah untuk mendiskusikan permasalahan yang terjadi.

Sebab, terkadang permasalahan itu hanya sekadar membutuhkan komunikasi yang jelas. Salah satu jenis toxic relationship seperti ini akan merugikan hubunganmu, Quipperian. Coba untuk berpikir terbuka, mau berdiskusi, tidak hanya dalam hubungan dengan pasangan tapi juga dalam hubungan dengan orang lain.

5. Hubungan yang Kompetitif

Salah satu bentuk toxic relationship lainnya adalah hubungan yang kompetitif. Hal ini meliputi pasangan yang enggak mau kalah samu kamu dalam meraih sebuah hal. 

Ketika kamu mencoba untuk sharing sebuah prestasi atau hal yang menyenangkan, pasangan kamu justru menyambutnya dengan sikap yang enggak mau kalah. Padahal sejatinya, hubungan yang baik itu adalah ketika kedua belah pihak saling support dan mau mendengarkan baik-baik. 

Quipperian, itulah beberapa contoh hubungan yang memiliki kecenderungan toxic relationship. Kira-kira poin mana nih yang sering kamu alami? Cobalah untuk mendiskusikan dengan pasanganmu hal-hal apa saja yang mengganjal dalam sebuah hubungan. Komunikasi yang baik akan mendatangan aura yang positif.

Jangan lupa untuk update terus pengetahuanmu dan ajak teman-temanmu untuk follow Instagram @Quipper_id.

Penulis: Habsi

Lainya untuk Anda