Home » Tips & Trick » Your Life » Apa Itu Toxic Positivity dan Seperti Apa Ciri-cirinya?

Apa Itu Toxic Positivity dan Seperti Apa Ciri-cirinya?

Apa Itu Toxic Positivity dan Seperti Apa Ciri-cirinya?

Sumber: freepik.com

Quipperian, enggak bisa dipungkiri, bahwa dalam hidup ini seseorang pasti akan melewati berbagai hal yang menyedihkan. Namanya manusia biasa, pasti ada masanya kita merasa sedih dan senang.

Kalau kamu pernah nonton film animasi berjudul Inside Out, kira-kira begitulah perasaan yang ada pada diri kita, Quipperian. Emosi yang kita miliki pasti berubah-ubah, terkadang marah, sedih, kecewa, khawatir dan bahagia. Hal ini sangat normal dan manusiawi. 

Secara psikologi, semua perasaan yang kita miliki tersebut mempunya fungsinya masing-masing. Maka, kita tidak perlu menyangkal ketika perasaan kita sedang bersedih dan pura-pura bahagia. 

Apa Itu Toxic Positivity?

Saat ini, istilah toxic positivity sedang ramai diperbincangkan di mana-mana. Toxic positivity adalah kondisi di mana seseorang yang sedang merasa tertekan atau bersedih, ingin tetap terlihat bahagia di mata orang lain. 

Ketika kamu melihat seorang teman yang sedang dalam kondisi down, tapi kamu malah menyemangatinya, justru kamu sedang menyebarkan toxic positivity, lho. Sebab, ketika kamu berada di kondisi tersebut kamu mengerti kalau yang dibutuhkan temanmu adalah empati, bukan toxic positivity. 

Dilansir dari laman Roomper, menurut Jennifer Howard Ph.D, nasihat untuk selalu berpikir positif atau membaca buku motivasi yang menyuruh untuk selalu positif thinking setiap saat justru akan membuat seseorang merasa takut, sedih, sakit, dan merasa sendiri. Terus-terusan mencoba untuk selalu berpikir positif sehingga tidak realistis malahan akan menjadi racun dan terasa palsu bagi orang tersebut.

Ciri-ciri Toxic Positivity

Lalu, apa saja ciri kalimat toxic positivity yang mungkin pernah kalian sampaikan kepada teman kalian atau justru sebaliknya? Simak di bawah ini, ya.

1. Kalimat “Jangan Menyerah”

Quipperian, pasti kamu sering mendengar kalimat ini, terutama ketika sedang berada di posisi yang sangat dirugikan. Kebanyakan teman pasti akan mengucapkan kalimat ini untuk menghibur kalian. Tapi percayalah kalau kalimat ini merupakan salah satu bentuk toxic positivity.

Pada kenyataannya, manusia pasti pernah berada di titik terendahnya masing-masing. Saat kita harus menyerah pada suatu kondisi, hal itu bukanlah hal yang buruk, kok. Memang itulah kehidupan. 

Nah, ketika temanmu sedang berada di kondisi yang buruk, lebih baik ucapkan, “Santai aja, menyerah pun terkadang tidak ada salahnya.” Hal tersebut akan membantu mereka melihat hal baru di masa depan dan belajar untuk merelakan hal-hal yang sulit untuk didapatkan.

2. Kalimat “Tetap Positif”

Quipperian, sudah pasti dalam hidup banyak hal yang enggak sesuai dengan harapan kita. Tentu saja hal tersebut sangat lumrah terjadi. Namun, ketika sedang mengalami hal tersebut, kita kadang lupa bahwa itu amat wajar terjadi. Hingga akhirnya banyak orang yang mencoba empati terhadap kita dan berkata untuk “tetap positif”. 

Pada kenyataannya, hal itu enggak terlalu memberikan efek besar bagi mereka yang sedang berada di posisi yang sangat rendah. Jika kamu ingin berempati terhadap temanmu di saat kondisi seperti itu, cobalah untuk mengajaknya merelakan hal yang tidak sesuai rencana dan sudah terjadi, karena sesungguhnya terkadang sesuatu yang terjadi tidak selalu sesuai yang kita harapkan.

3. Kalimat “Di Luar Sana Masih Banyak yang Kurang Beruntung”

Pada dasarnya, semua manusia hanya ingin dimengerti terutama dalam beberapa kondisi tertentu, seperti saat sedang mengalami kesulitan dan berada di titik terendah mereka. Di saat seperti itu, mereka hanya ingin didengarkan keluh kesahnya. Namun, terkadang justru banyak orang yang mencoba menghibur dan mengatakan kalau “di luar sana masih banyak yang kurang beruntung.” 

Bukannya malah merasa lebih baik, justru kita akan merasa terintimidasi, seolah-olah kita tidak mensyukuri apa yang selama ini kita sudah dapatkan. Hendaknya kita membuka diri dan memahaminya dengan mendengarkan dengan baik, ketika kita menemukan teman kita sedang berada di kondisi terpuruknya. 

4. Kalimat “Kamu Kurang Bersyukur”

Tidak ada satu pun orang yang ingin dicap kurang bersyukur di dunia ini. Percayalah, bahwa rasa kecewa terhadap sesuatu bukanlah hal yang buruk. Hal tersebut justru merupakan cara untuk meluapkan emosi yang terpendam atas sebuah hal yang mengecewakan. 

Oleh karena itu, kadang seseorang butuh didengar saat sedang terpuruk. Justru dengan mengucap kalimat “kamu kurang bersyukur”, orang yang sedang terpuruk tersebut akan semakin merasa sedih.

Quipperian, itulah definisi dan beberapa kalimat yang menunjukkan ciri toxic positivity. Apakah kamu dan temanmu kerap mengalaminya? Satu-satunya cara untuk menampik hal-hal seperti ini ialah dengan memiliki pendirian dan prinsip yang teguh. Kalau dalam diri kamu sendiri saja sudah kuat dan percaya diri, tentu ucapan orang lain tidak akan banyak berpengaruh buatmu.

Jangan lupa untuk follow dan ajak juga teman-temanmu untuk update terus informasi di @Quipper_id, ya!

[spoiler title=SUMBER]

Penulis: Habsi

Lainya untuk Anda