Calon Desainer Grafis Harus Tahu, Apa Itu Tipografi dan Fungsinya?

Hai Quipperian. Apakah kamu punya cita-cita jadi seorang desainer grafis? Kalau jawabannya adalah iya, wajib banget bagi kamu buat memahami apa itu tipografi dan seperti apa fungsinya dalam desain grafis.

Apa Itu Tipografi?

Secara umum, tipografi adalah seni dan teknik memilih dan menata huruf untuk menyesuaikan dengan aturan di suatu ruang agar tercipta kesan tertentu demi kenyamanan pembaca.

Sementara menurut Adi Kustrianto (penulis buku Pengantar Tipografi), tipografi adalah ilmu atau kemampuan menata huruf atau aksara untuk publikasi visual, baik cetak ataupun non cetak.

Harapannya dengan menerapkan tipografi, pembaca bisa mendapatkan kesan tertentu serta merasa nyaman ketika membacanya. Tipografi tidak hanya menekankan penataan huruf, tetapi juga termasuk penyebaran huruf tersebut pada ruang yang tersedia.

Nah, sebagai studi tentang teks dan huruf, tipografi menjadi elemen yang sangat penting dalam menciptakan suatu desain agar dapat “terbaca” dengan baik. Tipografi akan mempengaruhi apakah suatu desain akan berhasil atau tidak.

Ada dua elemen penting dalam tipografi, yakni huruf teks dan huruf judul. Huruf untuk teks harus mudah terbaca sehingga menggunakan font yang jelas dan tidak terlalu tebal. Ukuran huruf untuk teks idealnya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Sementara huruf judul menggunakan font yang indah tetapi juga mudah dibaca. Ukurannya lebih besar dari huruf teks.

Jenis-jenis Tipografi

Berdasarkan klasifikasi dari James Craig (salah satu penulis buku Designing with Type: The Essential Guide to Typography), terdapat beberapa jenis tipografi yakni:

Roman

Ciri utama huruf yang masuk kategori ini yakni punya sirip/serif lancip di bagian ujungnya. Selain itu terdapat ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang tercipta dari huruf jenis ini adalah klasik, intelektualitas, dan anggun, contohnya adalah Times New Roman.

Contoh jenis huruf Roman

Egyptian

Sirip atau serif pada jenis huruf ini memiliki bentuk persegi dengan ketebalan sama atau hampir sama. Kesan yang tercipta dari penggunaan huruf jenis Egyptian yakni stabil, kekar, kuat, dan kokoh. Contohnya adalah font Campagne, Courier New, dan Courier.

Contoh jenis huruf Egyptian

Sans Serif

Sans Serif adalah huruf yang tak punya sirip. Ketebalan huruf jenis ini juga hampir sama atau sama. Kesan yang muncul jika menggunakan huruf ini adalah efisien, kontemporer, dan modern. Contohnya Calibri, Arial, Tahoma, Verdana, Helvetica, Gothic, Bell Centennial, dan Univers.

Contoh jenis huruf Sans Serif

Script

Huruf yang masuk kategori ini punya bentuk mirip dengan tulisan tangan, dengan bentuk miring ke kanan. Kesan yang timbul dengan penggunaan huruf ini adalah akrab dan pribadi. Contoh font kategori ini adalah Kuenstler Script, Lucida Handwriting, dan Caflish Script.

Contoh jenis huruf Script

Miscellaneous

Jenis huruf ini berupa pengembangan dari jenis yang sudah ada, dengan penambahan hiasan atau ornamen. Kesan yang timbul dekoratif dan artistik. Contoh Kahana, Westminster, dan Braggadocio.

Contoh jenis huruf Miscellaneous

Fungsi Tipografi dalam Desain Grafis

Seperti telah disebutkan di atas, tipografi adalah elemen yang penting dalam desain. Penggunaan tipografi yang tepat akan menciptakan kesan yang tepat pula.

Selain untuk menciptakan kesan yang lebih menarik pada suatu desain, fungsi lain dari tipografi yakni menegaskan tone dari sebuah brand. Karena, setiap huruf punya kekuatan dalam menggambarkan suatu brand.

Huruf yang tepat juga membuat suatu karya desain lebih mudah dibaca teksnya sehingga pesan yang ingin disampaikan juga mudah tertangkap. Yang tak kalah penting, penggunaan tipografi akan menciptakan karakter pada sebuah desain. Fungsi lainnya dari tipografi adalah estetika atau menciptakan keindahan.

Tips Memanfaatkan Tipografi dalam Desain Grafis

Nah, terkait tipografi,  Quipperian sadar nggak, kita mungkin saja punya ratusan hingga ribuan font di komputer, tetapi kita hanya menggunakan sedikit dari font tersebut secara bergantian?

Font yang jelas seringkali kita pakai kembali seperti Arial, Helvetica, Futura, DIN, Bodoni atau Garamond. Memang, tidak ada yang salah dengan selalu kembali menggunakan font tersebut. Font-font tersebut memang bagus, tidak lekang oleh waktu, dan mudah diterapkan untuk berbagai jenis desain.

Namun, dalam menciptakan desain yang baik, selain pemilihan font, seorang desainer harus memperhatikan tujuannya, siapa audience-nya, serta bagaimana penggunaan desain tersebut. Penting pula untuk memperhatikan penggunaan jenis huruf dengan pengaturan yang tepat.

Inilah beberapa tips menggunakan tipografi dalam desain grafis

1. Menggunakan font yang tepat

Ekspresi adalah proses mengungkapkan pikiran atau perasaan seseorang. Memilih font yang tepat sangat penting dalam mengekspresikan perasaan. Desain yang sama dengan dua jenis font yang berbeda dapat menyatakan ekspresi yang berbeda lho Quipperian! Desain bisa terasa ramah atau sebaliknya.

2. Kontras

Menempatkan teks di depan sebuah blok warna, pola, gambar atau grafik terkadang tidak dapat dihindari. Ketika melakukannya, ada beberapa hal yang berperan di sini yaitu bagaimana memilih warna yang tepat untuk teks dan latar belakangnya.

Desainer perlu menjaga kontras dan keterbacaan sebagai fokus utama. Apa pun latar belakangnya, teks harus mudah dibaca. Jika sulit dibaca, mungkin penempatan atau pemilihan warnanya kurang tepat.

3. Jarak

Kerning adalah istilah dalam tipografi sebagai spasi di antara huruf. Jarak ini bisa membuat teks terasa padat dan hangat atau longgar dan independen. Namun, kerning yang terlalu ketat juga bisa membuat masalah. Ketika huruf-huruf saling berdekatkan, beberapa dapat terlihat seperti lain. Huruf kecil ‘c’ dan ‘l’ dapat terlihat seperti ‘d’ dan huruf besar ‘L’ dan ‘I’ dapat terlihat seperti ‘U’.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan saat membuat desain dengan teks. Jika kamu ingin belajar dan mencari tahu lebih banyak tentang Desain Grafis Secara umum, kamu bisa mendaftar ke LaSalle College Jakarta.

Diploma Desain Grafis di LaSalle College Jakarta adalah program 120 SKS yang mempersiapkan siswa untuk mengembangkan keterampilan di bidang grafis, tata letak, desain tipografi, fotografi, dan teknologi digital melalui pengalaman langsung. Diploma Desain Grafis dapat terselesaikan dalam 2 tahun studi penuh waktu atau 3 tahun studi paruh waktu.

Program Desain Grafis menyediakan program diploma yang seimbang dan komprehensif dalam kajian sejarah, teori, dan praktik seni visual dan media baru. Lulusannya akan memiliki kemampuan menerapkan praktik kontemporer dalam produksi desain grafis, seni, animasi, industri kreatif, web design, animasi digital, motion arts, broadcasting, dan interactive artworks.

Diploma Desain Grafis di LaSalle College Jakarta sangat up-to-date, mencerminkan pesatnya perubahan yang terjadi dalam bidang seni dan desain. Tentu saja hal ini membuat lulusannya sangat siap untuk memenuhi tuntutan industri. Mahasiswa ditekankan untuk membangun portofolio, agar siap untuk memasuki dunia kerja.

Penulis: Tisyrin Naufalty T dan tim LaSalle College Jakarta
Editor: Fatia Qanitat

Lainya Untuk Anda

Skill Leadership: Pengertian, Tipe, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya

Serba-serbi Jurusan Teknik Telekomunikasi

15 Jurusan Kuliah yang Tidak Ada Matematika, Apa Saja Pilihannya?