Jadi Apoteker Tak Hanya Meracik Obat, Simak Fakta Peran Penting Profesi Ini di Tengah Pandemi Covid-19

Selama pandemi Covid-19, profesi tenaga kesehatan seringkali menjadi sorotan. Peran mereka sangat penting karena berada di garda terdepan untuk menangani kasus Covid-19 yang hingga kini masih terus meningkat. Bukan hanya dokter dan perawat saja lho yang punya peran penting saat pandemi ini, mereka yang berprofesi jadi apoteker pun berjasa besar.

Perlu kamu pahami, apoteker adalah seorang Sarjana Farmasi yang lulus ujian kompetensi apoteker serta telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Salah satu tugas seorang apoteker yakni bertanggung jawab untuk memberikan obat sesuai resep dokter. Selain itu, apoteker juga memiliki tugas mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan obat yang rasional serta efek sampingnya.

Peran Penting Apoteker di Tengah Pandemi Covid-19

Leonny Yulita Hartiadi, Apt., Ph.D, selaku ketua program studi S1 Farmasi Indonesia International Institute for Life Science (i3L), menjelaskan pentingnya peran apoteker dalam menghadapi pandemi ini. Apoteker yang bekerja di berbagai sektor kesehatan memiliki peran strategis tersendiri dalam mencegah penularan dan penanganan Covid-19. 

Nah, apoteker tidak hanya bekerja di apotek dan rumah sakit saja, Quipperian. Ada pula apoteker yang bekerja di perusahaan farmasi serta distributor obat. Pahami yuk peran penting mereka di tengah pandemi Covid-19 seperti yang dijelaskan Leonny. Dengan memahami peran penting mereka, kamu juga sekaligus bisa mendapatkan gambaran bagaimana jika suatu saat nanti kamu jadi seorang apoteker!

1. Apoteker di sektor klinis

Apoteker yang bekerja di sektor klinis sebagai tenaga kesehatan di apotek atau rumah sakit memastikan ketersediaan dan kualitas produk kesehatan baik untuk upaya pencegahan hingga pengobatan. 

Produk kesehatan untuk upaya pencegahan meliputi suplemen, masker, alat pelindung diri, dan hand sanitizer. Sementara untuk pengobatan meliputi obat-obatan, ventilator, dan gas medis. 

Apoteker yang bertugas di rumah sakit melakukan pelayanan kefarmasian untuk memastikan keamanan, ketepatan pemberian obat, dan efikasi sehingga pasien dapat disembuhkan serta minim dari efek samping yang tidak diinginkan.

2. Apoteker di apotek

Apoteker di apotek juga mengedukasi masyarakat dalam bagaimana melakukan pencegahan, memberikan rekomendasi produk untuk usaha pencegahan, serta memberi informasi terpercaya kepada masyarakat di tengah maraknya berita hoax terkait Covid-19. 

3. Apoteker di perusahaan farmasi dan distributor

Apoteker yang bekerja di perusahaan farmasi & distributor memastikan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan selama pandemi Covid-19 baik dengan memproduksi obat yang dibutuhkan ataupun dengan mengimpor obat yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. 

Perusahaan Farmasi BUMN telah memproduksi obat yang digunakan sebagai bagian terapi dari Covid-19, yaitu Klorokuin, Oseltamivir, dan Azitromisin. Ada juga perusahaan farmasi swasta yang memproduksi Hidroksikuinolon yang dapat digunakan sebagai alternatif Klorokuin. Sebagai catatan, Indonesia saat ini masih memiliki ketergantungan impor pada bahan baku farmasi. 

Leonny menjelaskan, dalam memaksimalkan pelayanan farmasi dalam menghadapi pandemi Covid-19, apoteker yang bekerja di bidang pelayanan harus dapat memastikan bahwa setiap langkah pelayanan kefarmasian ditegakkan.

“Mulai dari riwayat penggunaan obat, pengkajian resep, memastikan rasionalitas obat yang diberikan, monitoring terapi obat dan juga edukasi mengenai obat-obatan yang digunakan untuk terapi Covid-19,” katanya. 

Menurutnya, apoteker hendaknya senantiasa mengikuti informasi terkini mengenai perkembangan obat-obatan dan terapi yang digunakan untuk penanganan Covid-19, perkembangan vaksin, terapi lain yang dapat diberikan serta panduan pengobatan atau informatorium obat COVID-19.

“Tentunya penegakkan pelayanan kefarmasian juga membutuhkan kerja sama erat dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter dan perawat,” tambahnya.

Kesiapan Industri Farmasi Indonesia Menghadapi Covid-19

Merebaknya virus Covid-19 di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia menjadi momentum untuk meningkatkan industri farmasi. Sektor farmasi di Tanah Air saat ini sangat terdampak lantaran bahan baku obat yang sebagian besar berasal dari Tiongkok.

Leonny menyatakan pada awal Covid-19 masuk ke tanah air, hampir seluruh sektor di Indonesia belum siap menghadapi pandemi ini.

“Ketika awal Covid-19 masuk ke Indonesia, tidak hanya sektor farmasi, tapi juga seluruh sektor belum siap menghadapi Covid-19. Terjadi kelangkaan barang-barang yang penting untuk pencegahan Covid-19 seperti hand sanitizer, alkohol, masker, alat pelindung diri, suplemen dan multivitamin. Walaupun barang tersebut tersedia, harganya meningkat berkali lipat,” imbuhnya.

Dengan seiring bertambahnya waktu, farmasi di Indonesia mulai beradaptasi terhadap tantangan-tantangan yang muncul akibat munculnya pandemi Covid-19. 

“Pemerintah memberi kelonggaran dalam memberi izin impor bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan. Selain itu, izin perusahaan alat kesehatan juga dipercepat. Dukungan dari pemerintah ini berperan dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan alat medis di Indonesia,” ucapnya. 

Pietradewi Hartrianti, Apt., PhD, Faculty Member dari Departemen Farmasi i3L, menjelaskan bahwa Indonesia hingga saat ini belum memiliki bahan baku farmasi yang lengkap untuk menghadapi Covid-19. Indonesia masih tergantung impor bahan baku farmasi dari Cina dan India.

“Alasan utama adalah karena tidak banyak produsen bahan baku kimia farmasi di Indonesia,” katanya. 

Sebagai contoh, Kimia Farma baru saja membuka fasilitas produksi bahan baku di tahun 2016 dan produksi baru dimulai pada tahun 2019. Akan tetapi fasilitas itu pun hanya terbatas pada 8 bahan baku obat dan bukan merupakan obat yang berhubungan dengan penanggulangan atau terapi Covid-19. 

Itulah sekilas gambaran mengenai profesi apoteker dan dunia farmasi di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena ini, pertumbuhan industri farmasi di dalam negeri menjadi keharusan. Harapannya, kondisi tersebut akan berdampak langsung pada kebutuhan tenaga farmasi yang lebih tinggi dengan kualitas yang mumpuni. Nah, Jika Quipperian ingin berperan aktif dalam kemajuan industri ini, bisa memilih Jurusan Farmasi (Pharmacy) di International Institute for Life Science (i3L) yang berlokasi di Jakarta Timur.

Kenapa International Institute for Life Science (i3L)? Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) merupakan kampus dengan level internasional. Maka jangan heran jika seluruh pembelajarannya menggunakan bahasa Inggris. Kampus ini memiliki visi menjadi institusi interdisipliner terkemuka dan global yang menghubungkan masyarakat dengan sains dan inovasi ini. Yuk daftar!

 

Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com

Lainya Untuk Anda

Skill Leadership: Pengertian, Tipe, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya

Serba-serbi Jurusan Teknik Telekomunikasi

15 Jurusan Kuliah yang Tidak Ada Matematika, Apa Saja Pilihannya?