Menjadi Full Stack Developer : Apa Itu dan Bagaimana Caranya?

Full stack developer, emang lagi hits banget sih beberapa tahun belakangan. Apalagi, ketika pengembangan berbagai layanan berbasis website dan aplikasi sudah mulai marak di Indonesia. Lalu, apabila mau ngomongin cara meng-upgrade skill untuk menjadi seorang full stack developer, sepertinya masih terlalu dini, karena sangat mungkin Quipperian juga belum terlalu paham dengan istilah ini. So, sebaiknya kita pahami dulu ya apa itu full stack developer.

Apa Itu Full Stack Developer?

Jadi full stack developer adalah orang yang bekerja dalam pembuatan website atau aplikasi dan mampu menjalankan dua fungsi yaitu front end dan back end developer. Hmm, ada istilah baru lagi nih! Tenang, kita tetap akan bahas masing-masing kok.

 Front end developer adalah orang yang bekerja untuk mengembangkan tampilan suatu aplikasi atau situs website menggunakan beberapa bahasa pemrograman seperti CSS, HTML, dan JavaScript. Sedangkan, back end developer adalah orang yang bertugas pada pengelolaan server, database, serta alur atau arsitektur sebuah website. Nah, seorang full stack developer diharuskan memiliki kedua kemampuan tersebut.

Sudah tergambar kan apa itu full stack developer? Lalu, kira-kira apa aja yang harus kamu pelajari untuk menjadi seorang full stack developer? Yuk, kita bahas!

Hal-hal yang Harus Dikuasai untuk menjadi Full Stack Developer

1. Menguasai back end

Back end adalah semua proses yang tidak terlihat oleh seorang user ketika mengakses sebuah website. Namun, back end menjadi penentu atas semua yang terlihat oleh user, yakni berfokus pada arsitektur suatu website, database, dan scripting.

Proses pengerjaan back end akan dimulai berdasarkan rancangan tampilan antar muka (tampilan di layar) yang dikembangkan oleh front end. Nah, dari situ kemudian back end akan menentukan sistem yang sesuai.

Dalam mendevelop sistem ada beberapa bahasa pemrograman yang harus dikuasai, antara lain Node.js, Java, Python, PHP, Swift, Ruby, dan lain-lain. Beberapa bahasa pemrograman yang disebutkan cukup mainstream di Indonesia.

2. Menguasai front end

Jika back end lebih berfokus pada mekanisme sistem yang menunjang sebuah website atau aplikasi agar dapat berjalan baik, maka front end fokus pada tampilan atau menu dari sebuah website atau aplikasi.

Pemahaman mendasar untuk memahami front end adalah CSS dan HTML. Untuk dapat mengerjakan proyek front end setidaknya kamu harus menguasai beberapa bahasa pemrograman seperti XML, CSS, HTML, dan JavaScript. Selain itu, di wilayah front end ada yang dikenal dengan pustaka atau library. Beberapa bahasa pemrograman yang berhubungan dengan itu yakni JQuery, bootstrap, AngularJS, dan masih banyak lagi.

3. Menguasai desain UI/UX

UI/UX adalah singkatan dari user interface dan user experience. Lebih jelasnya, UI itu berhubungan dengan tampilan yang dilihat oleh user ketika mengakses produk website atau aplikasi, seperti unsur warna dan typography.

Sedangkan UX berfokus pada pengalaman user ketika berinteraksi dengan website atau aplikasi, misalnya kemudahan dalam melakukan log in, kemudahan dalam melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan dalam website, dan hal-hal lainnya yang membuat user bisa merasa nyaman ketika mengakses suatu website atau aplikasi.

Jadi, kedua hal tersebut sebenarnya saling melengkapi, karena kenyamanan user dalam berinteraksi dengan suatu website akan ditunjang juga oleh tampilan website yang menarik, dinamis, dan interaktif.

4. Mampu mengolah database

Database adalah kumpulan data yang berhubungan dengan website atau aplikasi, misalnya data konten dan data visitor. Karena data-data tersebut merupakan hal yang sangat penting, maka database juga memiliki mekanisme untuk mengatur keamanan hingga hak akses.

Mungkin selama ini, kamu memahami database itu seperti MySQL dan MongoDB. Namun sebenarnya, baik itu MySQL atau MongoDB merupakan software yang berfungsi untuk mengelola database atau biasanya di kalangan programmer mengenalnya  dengan istilah Database Management System (DBMS) dan database merupakan data di dalam DBMS tersebut.

Nah, seorang full stack developer harus memahami cara mengelola database dengan baik dan benar karena database pastinya akan berhubungan langsung dengan operasional suatu website.

5. Paham tentang web storage

Web storage adalah part yang berfungsi untuk penyimpanan data-data website secara lokal ataupun data cookies, cache, maupun session. Selain mekanisme penyimpanan secara lokal, ada juga mekanisme penyimpanan yang berbasis cloud. Pada prinsipnya kedua mekanisme tersebut mempunyai fungsi berbeda tetapi saling mendukung satu sama lain. Dengan memahami pola kerja web storage, setidaknya seorang full stack developer dapat menentukan pilihan web storage sesuai dengan website yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai hal teknis seperti kapasitas, kecepatan transaksi, dan manajemen sinkronisasi data.

Kelima skill di atas merupakan modal dasar yang harus kamu miliki jika berminat menjadi seorang full stack developer. Tentu ada banyak cara yang bisa kamu tempuh untuk bisa menguasai skill tersebut satu per satu, tetapi biasanya ketika kamu baru memutuskan untuk mulai mempersiapkan diri menjadi full stack developer ada kendala teknis yang biasanya membuat bingung yaitu “harus memulai dari mana?”. Hal tersebut nggak salah sih, karena dunia full stack developer itu cukup rumit walaupun sebenarnya masing-masing bagiannya saling berhubungan.

Nah, salah satu tempat yang bisa kamu tuju jika serius untuk lebih memahami apa itu full stack developer dan memulai langkah menjadi seorang full stack developer adalah G2Academy.

(Baca juga: Melihat Prospek Kerja Bidang Ilmu Komputer di Indonesia, Bisa Jadi Boss!)

G2Academy merupakan salah satu lembaga yang menyediakan layanan pendidikan teknologi berstandar internasional. Fasilitas yang ditawarkan buat kamu adalah program Bootcamp Full Stack Web & Mobile Development. Ini adalah kelas intensif yang berlangsung selama tiga bulan. Melalui kelas ini kamu akan dipersiapkan agar memiliki segudang skill yang mendukung menjadi seorang full stack developer andal, plus memenuhi kriteria perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga full stack developer.

Jadi, dengan bergabung di kelas Bootcamp Full stack Web & Mobile Development dari G2Academy ini sebenarnya kamu mendapatkan 2 manfaat secara langsung. Yang pertama tentu saja ilmu dan pengalaman yang mumpuni seputar full stack developer. Kedua, adalah kesempatan berkarier yang besar. Nah, dengan demikian pastinya kamu sudah tau dong hal apa yang harus kamu lakukan jika ingin memulai karier menjadi seorang full stack developer?

 

Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com

Lainya Untuk Anda

Quipper Bersinergi dengan Kemendikbudristek Dukung Merdeka Belajar

Dukungan Persiapan UTBK SNBT 2024 dari Quipper School Premium

Tryout Nasional UTBK SNBT 2024 – Cek Peluang Lolos Mu!