Concern sama Isu Kesehatan Mental? Kuliah di Psikologi Paramadina Yuk!

Quipperian, belakangan isu kesehatan mental menjadi topik yang hangat di tengah masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya pembahasan mengenai kesehatan mental yang dapat dijumpai di feed Instagram, instastory, hingga video di YouTube. Bahkan, memasuki masa pandemi Covid-19, mulai banyak bermunculan seminar dan workshop tentang kesehatan mental melalui media seperti Instagram Live dan Zoom. 

Isu mengenai kesehatan mental sebenarnya sudah mulai menjadi perhatian sejak 20-30 tahun lalu. Bedanya dengan saat ini, pembahasan kesehatan mental sudah menjadi lifestyle generasi muda zaman sekarang. Nah, banyaknya konten terkait kesehatan mental menandakan bahwa semakin banyak orang yang mengetahui pentingnya menjaga kesehatan mental. Kamu sendiri gimana Quipperian? Termasuk yang concern sama isu kesehatan mental? Atau masih bingung dan belum memahami pengertian kesehatan mental?

Pengertian Kesehatan Mental

Kementerian Kesehatan mendefinisikan kesehatan mental sebagai suatu kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. 

Dari pengertian kesehatan mental di atas bisa terlihat bahwa punya mental yang sehat itu sama pentingnya dengan punya fisik yang sehat. Nah Quipperian, agar bisa menjadi anak muda yang produktif tentunya kamu harus punya kesehatan mental dan fisik yang baik. Namun ternyata, tak sedikit anak muda yang mengalami masalah kesehatan mental, salah satu contohnya bisa terlihat dari data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Selama periode 5 bulan selama pandemi Covid-19, dari data 34 provinsi di Indonesia diketahui bahwa salah satu kelompok yang banyak mengalami masalah kesehatan mental (cemas, depresi dan trauma) adalah kelompok anak muda berusia 17-29 tahun.

Waduh, ternyata anak muda jadi kelompok yang rentan mengalami kesehatan mental lho! Pertanyaannya adalah, bagaimana kondisimu? Apakah mentalmu sudah cukup sehat? Dan bagaimana kondisi orang di sekitar kamu? Gimana ya caranya agar bisa membantu dirimu  atau orang di sekitarmu?

Memahami Kesehatan Mental Lewat Jurusan Psikologi

Jadi, untuk bisa membantu diri sendiri atau orang di sekitar dengan kesehatan mentalnya, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengetahui dan memahami terlebih dahulu mengenai kesehatan mental itu sendiri. Kamu bisa membaca artikel dengan topik kesehatan mental atau mengikuti berbagai media sosial yang juga membahas topik tersebut. Selain itu, kamu juga dapat mendalami isu kesehatan mental dengan mengambil kuliah di Jurusan Psikologi. Mengapa? Inilah beberapa alasannya:

1. Psikologi mempelajari proses mental dan perilaku

Karena psikologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan perilaku. Orang awam seringkali memahaminya sebagai ilmu kejiwaan. Kamu dapat mempelajari seluk beluk kesehatan mental secara ilmiah di Jurusan Psikologi. Di jurusan ini, kamu akan belajar mengenai hal mendasar untuk memahami kondisi kejiwaan seseorang dari berbagai pendekatan. 

Program Studi Psikologi Universitas Paramadina bisa jadi pilihan lho untuk mengembangkan minat kamu. Memang, apa saja yang bakal ditemui nanti ketika belajar di Psikologi Paramadina? Bocoran sedikit, kamu akan belajar banyak tentang klinis, abnormalitas, manajemen stres, forensik, anak berkebutuhan khusus, konseling, tes proyektif-non proyektif, psikologi industri-organisasi, psikologi kesehatan, psikologi pendidikan, psikologi Islam, psikologi masyarakat urban, hingga eksperimen maupun tes minat bakat akan menjadi pengalaman yang seru. Inget ya, selain hal-hal yang sudah disebutkan, masih banyak hal lain yang bisa kamu pelajari!

Baca juga: 8 Program Studi Unggulan di Universitas Paramadina untuk Wujudkan Cita-Citamu

2. Kesehatan mental mulai menarik perhatian masyarakat

Seperti sudah dibahas di pembukaan artikel ini bahwa sekarang isu kesehatan mental tengah hangat di masyarakat. Oleh karena itu, sekarang adalah saat yang terbilang tepat untuk menggali lebih jauh tentang kesehatan mental.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental, peluang untuk menjalani profesi yang berhubungan kesehatan mental juga semakin meningkat tentunya. Masyarakat semakin membutuhkan sosok-sosok yang memahami kesehatan mental untuk dapat memberikan edukasi dan konsultasi. 

3. Berkontribusi dalam hal perbaikan kondisi mental masyarakat

Melanjutkan poin sebelumnya, kuliah di Psikologi juga memberikan manfaat buat diri sendiri dan orang di sekitar. Setelah lulus tentunya kamu bisa lebih berkontribusi dalam hal perbaikan kondisi kesehatan mental masyarakat. Kamu bisa meneruskan jenjang pendidikan agar menjadi Psikolog. Atau, kamu bisa menjadi ilmuwan psikologi yang mengadakan penyuluhan di masyarakat, menjadi ahli psikologi di dunia industri dan organisasi, mendampingi kesehatan mental di dunia pendidikan, atau melakukan berbagai penelitian mengenai kondisi kesehatan mental maupun pada bidang lainnya. Artinya apa? Artinya selama ada manusia maka kamu bisa berperan dengan baik dengan bekal ilmu psikologi. 

4. Peluang di tengah kondisi pandemi

Melewati masa pandemi Covid-19 yang cukup panjang, masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental sangat rentan bermunculan seperti stres dan depresi. Tak sedikit orang-orang yang kehilangan pekerjaan, kehilangan sanak saudara, atau stres karena perubahan rutinitas yang ada. Kondisi ini tentu sangat menarik untuk dikaji melalui ilmu psikologi. 

Nah, ilmu psikologi yang kamu miliki nantinya akan menjadi bekal yang sangat berharga dalam melewati berbagai kondisi termasuk pandemi. 

5. Belajar bukan hanya teori

Kamu membayangkan kuliah Jurusan Psikologi hanya berisi teori dan sangat membosankan? Kamu salah besar! Contohnya di Universitas Paramadina, mahasiswa juga akan menjalani kegiatan praktik langsung di lapangan. Jadi, selain belajar di kelas, terdapat berbagai program pengembangan mahasiswa di luar kelas. Berminat untuk menjadi konselor? Psikologi Paramadina punya program konseling sebaya (peer counsellor). Tertarik bidang kebencanaan? Terdapat program RelaSi yang merupakan kepanjangan dari Relawan Psikologi. Suka berorganisasi? Kamu bisa masuk organisasi Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMAPSI). Lalu, kalau kamu minat dengan hal-hal yang berbau riset, bisa bergabung di Laboratorium Pengembangan Psikologi Indonesia. Atau kamu orang yang medsos banget? Bisa belajar dari tim media sosial prodi yang hasil karyanya bisa dilihat di IG @psikologiparamadina. Kalau kamu tertarik jadi asisten dosen atau asisten laboratorium juga kesempatan terbuka lebar lho

(Baca juga: 7 Hal Unik di Kampus Paramadina yang Bakal Bikin Kamu Betah)

Kegiatan pengembangan mahasiswa yang melibatkan Alumni Psikologi Paramadina (ALUPSIPA) yang sudah berkarier juga sering diadakan lho! Ingaaaat, semua ini hanya sebagian kecil keseruan yang akan dipelajari di Prodi Psikologi Paramadina. So, mahasiswa di Prodi Psikologi Paramadina nggak cuma fokus mengembangkan hard skill tapi juga soft skill. Dengan begitu, kamu akan siap menjadi pribadi yang berperan maksimal dalam perbaikan kesehatan mental masyarakat. Yuk jangan ditunda niat baik kamu untuk terlibat dalam perbaikan kesehatan mental masyarakat di Indonesia lewat Prodi Psikologi Paramadina!

 

Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com

Penulis: Dwita Priyanti, M.Psi, Dosen PS. Psikologi Universitas Paramadina (Diolah Tisyrin Naufalty T)
Editor: Fatia Qanitat

Lainya Untuk Anda

Skill Leadership: Pengertian, Tipe, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya

Serba-serbi Jurusan Teknik Telekomunikasi

15 Jurusan Kuliah yang Tidak Ada Matematika, Apa Saja Pilihannya?