Home » Mapel » Sejarah » Apa Itu Huruf Pallawa dan Bagaimana Sejarahnya di Indonesia?

Apa Itu Huruf Pallawa dan Bagaimana Sejarahnya di Indonesia?

huruf pallawa

Indonesia memang memiliki daftar sejarah yang sangat panjang ya, Quipperian. Dimulai dari perkembangan peradaban kita hingga ke sejarah pergerakan kemerdekaan. 

Bukan hanya masa pra sejarah dan masa sejarah, namun juga ada masa pra aksara dan masa aksara. Tentunya, semua ini bukanlah perjalanan yang singkat untuk bisa dicapai.

Bicara soal masa aksara sendiri, tahukah kamu apa itu artinya? Masa aksara adalah masa di mana orang-orang mulai mengenal tulisan. Penggunaan aksara latin seperti saat ini, tidak dilakukan pada zaman awal masehi dulu. 

Hal ini terbukti dari beberapa prasasti yang menggunakan aksara kuno. Simak perjalanan sejarah huruf Pallawa di Indonesia dan contohnya dalam penjelasan berikut ya, Quipperian!

Apa Itu Huruf Pallawa?

Huruf Pallawa

Huruf pallawa atau yang biasa ditulis dengan Pallava merupakan sebuah aksara atau bahasa yang berasal dari India Selatan dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta. 

Nama Pallawa sendiri diambil dari Dinasti Pallava yang pernah berkuasa di India Selatan pada abad ke-4 s/d 9 M. Dinasti ini adalah dinasti yang memeluk ajaran Jainisme atau sebuah agama Dharma.

Lambat laun, Huruf Pallawa semakin menyebar terutama ke Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, bahkan Indonesia sendiri. Huruf Pallawa terus berkembang di Indonesia dan menjadi huruf lainnya seperti Jawa kuno, huruf Jawa, huruf Khmer, Thai, Lao, dll.

Ditambah lagi dengan penyebaran Agama Hindu Buddha yang juga banyak dianut oleh para penguasa setempat, Huruf Pallawa sering digunakan dalam kegiatan keagaman karena terkait dengan penggunaan Bahasa Sansekerta.

Bahasa Sansekerta sendiri hanya dikenal oleh kalangan terbatas seperti kaum brahmana Hindu supaya ajarannya tidak bocor. Selain itu, kebiasaan menulis waktu itu belum banyak. Jadi, di India cuma Brahmana yang menguasai tulisan dan bahasa.

Anatomi dan Dasar Penulisan

Aksara Pallawa. Sumber: id.wikipedia.org

Memahami anatomi huruf yang satu ini memang sangat membantu kamu ketika ingin membaca naskah kuno dan prasasti. Bisa dibilang membaca huruf ini memang lebih sulit dibandingkan ketika menuliskannya. 

Untuk mengerti bagaimana penulisannya, kamu perlu tahu contoh huruf Pallawa beserta penjelasannya. Nah, kalau berdasarkan fungsinya sendiri, huruf Pallawa ini memiliki 3 unsur pokok di dalamnya, yaitu:

  • Abjad dasar yang terdiri dari 46 abjad.
  • Tanda baca (diakritik) yang terdiri dari 31 tanda baca.
  • Pasangan huruf yaitu 2 atau 3 abjad yang menjadi satu abugida (sri, dra, kra, nca, ndra, nja, tra, dst).

Lalu, untuk bagiannya sendiri, huruf Pallawa terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

  • Badan: bagian utama huruf yang bentuknya dari satu goresan garis tidak terputus.
  • Garang atas: bentukan dari goresan garis terltek di area atas badan huruf.
  • Garang sisi/tengah: bentukan dari goresan garis terletak di area tengah/sisi badan huruf.
  • Garang bawah: bentukan dari goresan garis yang terletak pada sisi kanan atau kiri dari badan huruf.

Quiperrian, buat kamu yang mau belajar bagaimana cara menuliskan huruf ini, ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti, seperti:

  1. Penulisan berarah yang selalu dimulai dari kiri ke kanan atau sama arahnya dengan penulisan aksara Latin.
  2. Penulisan selalu mendahulukan badan atau dimulai dari abjad dasar, lalu diikuti garang (atas, sisi/tengah, dan bawah). Terakhir ditambahkan tanda bacanya.
  3. Penulisan pasangan abjad tidak menerapkan kaidah baku, melainkan lebih mengutamakan aspek estetis terutama seperti keserasian, kesesuaian, dan keindahan tekstur/bentuk dari penggabungan abjad-abjadnya.

Perkembangan Huruf Pallawa di Indonesia

Perubahan aksara Pallawa ke aksara Nusantara. Sumber: id.wikipedia.org

Tahukah kamu kalau huruf yang berkembang di Indonesia itu berasal dari Huruf Pallawa? Huruf ini berkembang di Jawa dan Sumatera secara bersamaan. Tulisan Pallawa tersebar dengan menggunakan bahasa Sansekerta di Indonesia.

Kalau berdasarkan bukti sejarah yang ada, masa perkembangan huruf ini terbagi menjadi dua masa yaitu huruf Pallawa awal dan Pallawa lanjutan. Huruf Pallawa awal dikaitkan dengan masa penyebaran huruf di India Selatan dan Srilanka pada abad ke-3 hingga abad ke-5.

Sementara, untuk huruf Pallawa lanjutan digunakan pada abad ke-7 sampai abad ke-8 dengan wilayah penyebarannya berada di wilayah Kerajaan Sriwijaya yaitu Sumatera.

Huruf pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama Huruf Kawi. Huruf ini merupakan perkembangan Huruf Pallawa sekitar tahun 760-an masehi. Hal ini terbukti dengan ditemukannya huruf Jawa Kuno di beberapa prasasti seperti Mataram Kuno Kediri, Majahapit, dan Singasari.

Namun, ada juga prasasti yang menggunakan huruf Jawa Kuno dengan bahasa Sansekerta. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan prasasti-prasasti awal Kerajaan Kanjuruhan dan Mataram Kuno.

Huruf Jawa Kuno adalah huruf Pallawa yang disederhanakan dengan bentuk tulisannya yang rapi, bagus, dan jelas. Pada tiap huruf Jawa Kuno merepresentasikan sebuah suku kata dengan vokal /a/ yang bisa diubah sesuai dengan penggunaan tanda baca. 

Tulisannya dibuat tanpa spasi dengan jumlah hurufnya adalah 47 huruf. Tanda baca yang digunakan seperti titik, koma, dan tanda memulai dan mengakhiri pada bagian-bagian teks. Namun, beberapa tanda baca di dalamnya enggak bisa dikombinasikan semuanya. 

Tak berhenti sampai di situ, perkembangan aksara di Indonesia semakin meningkat dan disesuaikan dengan masa kekuasaan kerajaan masing-masing. 

Pada abad ke-16 dianggap sebagai masa perkembangan aksara daerah di Indonesia. Ada beberapa aksara yang berkembang pada saat itu, yaitu:

  • Aksara Hanacaraka: Sering digunakan dalam hal literatur keagamaan dan terjemahan Sansekerta pada daun lontar dalam bahasa Jawa.
  • Aksara Cacarakan untuk tulisan dalam bahasa Sunda.
  • Aksara Bali untuk tulisan dalam bahasa Bali.
  • Aksara Sasak untuk tulisan Lombok berbahasa Sasak.

Prasasti di Indonesia yang Menggunakan Huruf Pallawa 

Prasasti Yupa. Sumber: id.wikipedia.org

Huruf Pallawa bisa dibilang menjadi ibu dari semua aksara yang ada di Indonesia. Untuk itulah, banyak sekali prasasti-prasasti yang menggunakan huruf yang satu ini, seperti:

  • Prasasti Yupa di Kutai;
  • Prasasti Purnawarman;
  • Prasasti Tarumanegara;
  • Prasasti Kedukan Bukit
  • Prasasti Karang Tuwo;
  • Prasasti Karang Brahi;
  • Prasasti Kota Kapur;
  • Prasasti Canggal;
  • Prasasti Tuk Mas; dan
  • Prasasti Canggal.

Meskipun beberapa daerah di Indonesia tidak ada prasasti, bukan berarti daerah tersebut belum mengenal huruf. Sebab, prasasti adalah tradisi menggoreskan tulisan pada sebuah media seperti logam atau batu. 

Jadi, enggak menutup kemungkinan juga Quipperian, kalau di beberapa daerah di Indonesia lebih memilih menggunakan kayu, daun, bambu, atau kulit binatang sebagai media tulis yang cepat rusak.

Selain itu, setiap periode kerajaan juga memiliki gaya menulis yang berbeda sehingga bisa ditentukan kapan kira-kira prasasti itu dibuat. Apalagi, jika prasasti itu dibuat tanpa berangka tahun. Seorang epigrafi biasanya akan mencari nama dari pejabat yang tertera di prasasti tersebut.

Nah, itu tadi penjelasan singkat tentang huruf Pallawa. Gimana, Quipperian? Kamu tertarik untuk mempelajarinya? Kalau kamu tertarik belajar sejarah yang lainnya juga, kamu bisa lho pelajarinya lewat Quipper Video

Yuk, subscribe supaya kamu bisa menikmati ribuan video pembelajaran dari Quipper secara gratis. Seru dan enggak membosankan pastinya!

Lainya untuk Anda