Home » Mapel » Ekonomi » Pembahasan Teori Perilaku Konsumen: Pengertian dan Jenis-jenisnya

Pembahasan Teori Perilaku Konsumen: Pengertian dan Jenis-jenisnya

Halo, Quipperian!

Kamu pasti pernah membeli suatu barang, kan? Entah itu barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan maupun barang berharga seperti smartphone atau laptop. Ingat, nggak, apa yang kamu lakukan sebelum membeli barang-barang penting yang harganya nggak murah seperti smartphone? Yup, pasti kamu nggak langsung tiba-tiba check out tanpa menimbang-nimbang dulu.Tahu nggak, sih? Kalau sebenarnya waktu kamu menimbang-nimbang, galau, bahkan overthinking soal barang yang akan dibeli, itu pun termasuk dalam perilaku konsumen. Wah, apa tuh perilaku konsumen? Agar lebih memahaminya, yuk mulai pembahasan soal Teori Perilaku Konsumen berikut!

Pengertian Teori Perilaku Konsumen

Oke, sebelum masuk ke teorinya, yuk samakan persepsi dulu tentang apa itu konsumen. Sederhananya, konsumen adalah individu maupun sekelompok individu yang menggunakan produk, baik berupa barang maupun jasa. Perlu kamu ingat, seseorang bisa dibilang konsumen kalau produk yang digunakannya tidak dijual kembali. Artinya, reseller bukan merupakan konsumen, ya!

Lalu, apa itu Teori Perilaku Konsumen? Kembali ke pengalamanmu saat akan membeli smartphone tadi. Nah, sebelum akhirnya kamu menggunakan smartphone tersebut, pasti melalui beberapa tahapan, bukan? Tahapan-tahapan tersebut dinamakan perilaku konsumen. Dengan kata lain, perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh konsumen sebelum menggunakan produk.

Biar makin jelas, kamu bisa lihat pendapat para ahli berikut ini!

Perilaku konsumen menunjukkan tahapan yang dilalui konsumen hingga akhirnya mengambil keputusan untuk mendapatkan barang yang ingin ia konsumsi dengan sumber daya yang mereka punyai. Sumber daya yang dimaksud ialah uang, tenaga, dan waktu.”

Leon Schiffman & Leslie Kanuk

“Perilaku konsumen adalah cara konsumen berproses sebelum akhirnya mengambil keputusan mengenai sebuah produk. Hal ini mencakup proses menentukan, membeli, menerima, dan memanfaatkan produk yang ia gunakan.”

John C. Mowen & Michael Minor

Mengapa Perilaku Konsumen Itu Penting?

Mempelajari perilaku konsumen untuk penjualan produk kamu tentunya sangat penting, mengapa? Konsumen dalam membeli suatu produk pastinya memiliki kriteria dalam mengambil suatu keputusan pembelian, dengan memahami kebutuhan konsumen kita dapat mengidentifikasi produk kita termasuk produk sesuai dengan pasar atau produk kita sudah usang dan butuh pembaharuan agar dapat mengisi celah pasar.

Dalam hal ini bagi Quipperian yang bercita-cita berkarir dalam dunia pemasaran merupakan kunci rahasia dalam memutuskan bagaimana menyajikan produk yang berdampak maksimal untuk konsumen, menjangkau dan melibatkan klien serta mengubah pengambilan keputusan pembelian produk kamu tentunya.

Beberapa hal dalam analisis perilaku konsumen yang harus diperhatikan antara lain:

  • Kalian harus memperhatikan produk kalian dengan apa yang konsumen pikirkan, inginkan dan yang dibutuhkan.
  • Quipperian juga harus lihat produk kalian dibagian mana sih yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan? Pelajari lah teori SWOT juga ya guys!.
  • Lihat lah lingkungan pasar kalian mulai dari keluarga, teman, media pasar kalian itu masuk ke kategori apa?

Apa Saja Jenis Perilaku Konsumen?

Secara garis besar, perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Perilaku konsumen rasional

Menurut KBBI, rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan yang logis. Dalam melakukan konsumsi, konsumen dapat melakukannya secara rasional. Kegiatan konsumsi yang dilakukan tersebut dapat dikatakan rasional apabila:

  • Produk yang dikonsumsi dapat memberikan rasa puas dan memiliki nilai guna yang optimal.
  • Produk tersebut betul-betul dibutuhkan konsumen, bukan keinginan semata.
  • Konsumen mempertimbangkan kualitas produk yang terjamin.
  • Konsumen mempertimbangkan kemampuan ekonominya sebelum melakukan transaksi.

2. Perilaku konsumen irasional

Kamu tentu tahu bahwa irasional adalah lawan kata dari rasional. Menurut KBBI, irasional berarti tidak berdasarkan akal (penalaran) yang sehat. Ternyata, dalam melakukan kegiatan konsumsi, konsumen juga dapat bertindak irasional. Sebuah kegiatan konsumsi dapat dikatakan irasional apabila:

  • Konsumen membeli produk karena tertarik pada promosi dan iklan, bukan berdasarkan kebutuhan.
  • Konsumen hanya mau menggunakan merek terkenal.
  • Konsumen membeli produk demi gengsi semata.

Prinsip dalam Analisis Perilaku Konsumen

Pada saat melakukan analisis terhadap perilaku konsumen, terdapat sejumlah prinsip dasar yang harus kamu pikirkan, di antaranya:

1. Pendapatan yang terbatas

Hal ini adalah masalah ekonomi bagi konsumen. Untuk menyiasatinya, ia harus berpikir bijak sebelum melakukan kegiatan konsumsi agar tercipta keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Jika konsumen butuh meningkatkan konsumsi suatu produk, ia tentu perlu mengurangi konsumsi produk lainnya.

2. Kemampuan konsumen dalam membedakan biaya dan manfaat

Biaya dan manfaat adalah hal penting yang selalu diperhatikan konsumen sebelum membeli suatu produk. Jika ada dua macam produk dengan harga sama, konsumen akan memilih produk dengan manfaat yang lebih besar. Begitupun jika ada dua macam produk dengan manfaat sama, konsumen akan memilih produk dengan harga yang lebih rendah.

3. Adanya hukum berkurangnya tambahan kepuasan

Terdapat sebuah hukum ekonomi yang memaparkan bahwa semakin banyaknya jumlah produk yang dikonsumsi seseorang, maka semakin kecil kepuasan atau manfaat yang dapat dihasilkan. Jika ada tambahan biaya, konsumen cenderung akan beralih ke produk lain.

Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, di antaranya:

  1. Faktor Sosial
    Konsumen yang termasuk kelas sosial tinggi tentu tidak akan berpikir panjang sebelum membeli suatu produk. Yang penting baginya adalah dapat terpenuhinya kebutuhannya. Hal ini berbeda dengan konsumen dalam kelas sosial rendah yang harus mampu memperhitungkan setiap pengeluarannya sebaik-baiknya.
  2. Faktor Marketing Strategy
    Strategi pemasaran yang dilakukan oleh produsen dapat pula mempengaruhi perilaku konsumen dengan beberapa variabelnya, yaitu produk, harga, iklan, dan distribusi.
  3. Faktor Psikologis
    Selanjutnya ada faktor psikologis yang berhubungan dengan validasi alias pengakuan. Biasanya, hal ini terjadi dalam pembelian barang berharga. Seorang konsumen akan tergerak untuk membeli barang mewah demi prestise agar diakui oleh orang-orang di sekitarnya.
  4. Faktor Pribadi
    Faktor yang satu ini datang dari dalam diri si konsumen. Ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari usia, jenis kelamin, lifestyle, hingga kondisi kesehatan. Misalnya, nih, si A ingin makan junk food tapi kemudian dia ingat kalau badannya sedang tidak fit. Akhirnya, ia pun batal membeli junk food.

Contoh perilaku konsumen

Biar lebih mudah memahami Teori Perilaku Konsumen, yuk, simak contohnya berikut. Di contoh ini, kamu juga bisa melihat, sedang berada di tahapan manakah si konsumen berada.

1. Mengenali masalah

Sebelumnya, mari kenalan dengan Ari yang sedang galau karena bingung memikirkan transportasi untuk pergi ke kantor. Ari menimbang untuk membeli kendaraan pribadi karena kantornya sulit dijangkau transportasi umum.

Pada tahapan ini, Ari sebagai konsumen berhadapan dengan suatu masalah, yaitu kesulitan untuk pergi ke kantor karena nggak ada transportasi yang memadai.

2. Mencari informasi

Setelah yakin untuk membeli kendaraan pribadi, Ari kemudian mencari informasi seputar kendaraan yang cocok, mulai dari mobil hingga sepeda motor. Di tahap ini, Ari mulai mencari informasi seputar produk yang bisa menyelesaikan masalahnya,

3. Evaluasi

Setelah membandingkan informasi yang didapatnya, Ari memutuskan untuk membeli sebuah sepeda motor matic karena sesuai dengan bujet yang ia miliki dan efisien untuk berkendara ke kantor. 

Tahapan ini disebut evaluasi karena konsumen membandingkan informasi yang sudah didapat agar bisa mengambil keputusan terbaik.

4. Mengambil keputusan

Ari pun kemudian pergi ke dealer motor untuk melihat-lihat tipe yang ada. Dari situ, ia memutuskan untuk membeli sebuah motor matic 109.5 cc karena sesuai dengan kebutuhannya.

Pada poin ini, Ari masuk ke tahap pengambilan keputusan karena ia sebagai konsumen sudah bisa mengambil keputusan barang yang dibeli.

5. Setelah pembelian

Setelah menggunakan motor barunya, Ari merasa bahwa kini mobilitasnya lebih cepat dan efisien. Inilah tahap terakhir dalam perilaku konsumen, yaitu tahap setelah pembelian. Pada tahapan ini, konsumen memberikan respons terhadap barang yang sudah dibeli, apakah sesuai ekspektasi yang diharapkan atau justru tidak.

Kesimpulan

Dari sini, bisa disimpulkan bahwa ternyata Teori Perilaku Konsumen membahas tentang tahapan yang dilalui oleh konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. Perilaku ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti psikologis, sosial, dan pribadi.

Lainya untuk Anda