Klasifikasi Makhluk Hidup dalam Sistem 5 Kingdom

Quipperian, setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang saling membedakan makhluk hidup satu dengan yang lain. Selain itu, makhluk hidup juga memiliki persamaan dan perbedaan ciri yang dapat digunakan untuk memilah-milah, serta mengelompokkan makhluk hidup, sehingga kita dapat lebih mudah dalam mencari dan mempelajarinya. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya sistem klasifikasi.

Apa itu klasifikasi makhluk hidup?

Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongan-golongan atau unit-unit tertentu, berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang ada pada berbagai jenis makhluk hidup.

Tujuan klasifikasi makhluk hidup

Adapun tujuan dari klasifikasi makhluk hidup, yaitu untuk:

  1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan ciri-ciri yang dimiliki berbagai jenis makhluk hidup.
  2. Membedakan suatu jenis makhluk hidup dengan makhluk hidup jenis yang lain, dengan mendeskripsikan ciri-cirinya.
  3. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
  4. Memberi nama makhluk hidup untuk yang belum diketahui spesiesnya, sehingga dapat dikenali dengan mudah.
  5. Menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup, sehingga mempermudah mempelajarinya.
  6. Mengetahui tingkatan evolusi makhluk hidup berdasarkan kekerabatannya.

Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup

Tahukah kalian, kalau sistem klasifikasi makhluk hidup sudah dikenal sejak 300 tahun Sebelum Masehi (SM)? Banyak ilmuan yang berperan penting dalam perkembangan klasifikasi makhluk hidup, seperti Aristoteles, Theophratus, John Ray, Carolus Linnaeus, dan Charles Darwin.

Ahli filosof Yunani, Aristoteles (384-322 SM) merupakan orang yang pertama kali merumuskan konsep klasifikasi makhluk hidup. Aristoteles mengelompokkan makhluk hidup ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok hewan (animalia) dan kelompok tumbuhan (plantae), tapi keberadaan organisme mikroskopis belum dikenal dan ikut dikelompokkan pada saat itu.

Seiring berkembangnya zaman, terlebih pada sektor ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem klasifikasi makhluk hidup pun juga terus mengalami kemajuan. Klasifikasi makhluk hidup mulai dikelompokkan dalam sistem kingdom atau sistem satu-satuan kelompok besar. Sistem kingdom sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.

Berikut beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup yang telah diperkenalkan oleh para ahli.

Sistem 2 kingdom

Klasifikasi makhluk hidup yang berawal dari Aristoteles itu akhirnya dikembangkan oleh ilmuwan Swedia, yaitu Carolus Linnaeus tahun 1735 menjadi 2 kingdom, antara lain:

  • Kingdom Animalia (Dunia Hewan) dengan ciri-ciri tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil, serta mampu bergerak bebas, dan
  • Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) dengan ciri-ciri memiliki dinding sel, berklorofil, dan mampu berfotosintesis.

Dua kingdom ini sebenarnya masih sama dengan konsep klasifikasi makhluk hidup yang diperkenalkan oleh Aristoteles, hanya saja sistemnya dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar (kingdom) dengan ciri-ciri yang lebih terperinci.

Sistem 3 Kingdom

Sistem klasifikasi makhluk hidup selanjutnya dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman (Ernst Haeckel) tahun 1866 menjadi 3 kingdom, yaitu:

  • Kingdom Animalia (Dunia Hewan) dengan ciri-ciri heterotrof, eukariot multiseluler, dan dapat bergerak.
  • Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) dengan ciri-ciri autotrof, eukariot multiseluler, berklorofil, dan mampu berfotosintesis.
  • Kingdom Protista dengan ciri-ciri organisme bersel satu (uniseluler) dan organisme multiseluler sederhana.

Sistem 4 Kingdom

Pada tahun 1956, sistem klasifikasi lanjut dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika bernama Herbert Copeland dengan membagi makhluk hidup menjadi 4 kingdom, yaitu:

  • Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
  • Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
  • Kingdom Protista, dan
  • Kingdom Monera.

Sistem 5 Kingdom

Penelitian sistem klasifikasi makhluk hidup pun dilanjutkan oleh ahli Biologi Amerika Bernama Robert H. Whittaker pada tahun 1969. Whittaker mengemukakan bahwa makhluk hidup dapat dikelompokkan menjadi 5 kingdom, yaitu:

  • Kingdom Monera
  • Kingdom Protista
  • Kingdom Fungi (Dunia Jamur)
  • Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
  • Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Sistem 6 Kingdom

Sistem 6 kingdom ini ditemukan tak lama usai hasil penelitian yang dikemukakan oleh Whittaker. Di tahun 1970-an, seorang mikrobiologi bernama Carl Woese dan peneliti lain dari University of Illinois menemukan adanya suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik, dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok organisme tersebut pun dinamakan Archaebacteria

Archaebacteria sendiri lebih mendekati ciri-ciri organisme eukariot, dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokriot. Dari penemuan tersebut lah yang menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom, yaitu pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain, yang kemudaian disebut sebagai Eubacteria. Adapun keenam kingdomnya, yaitu:

  • Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
  • Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
  • Kingdom Protista
  • Kingdom Mycota (Dunia Jamur)
  • Kingdom Eubacteria
  • Kingdom Archaebacteria

Namun, hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem 5 Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup

Walaupun dalam pengelompokan makhluk hidup telah kita ketahui diklasifikasikan dengan sistem kingdom, tapi sebenarnya klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan berbagai sistem. Selain sistem kingdom, berikut alternatif sistem pengklasifikasian makhluk hidup, yaitu sistem artifisial (buatan), natural (alami), dan filogenetik.

Klasifikasi Sistem Alami

Klasifikasi sistem alami pertama kali dipopulerkan oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Sistem klasifikasi ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson (hasil pengelompokkan makhluk hidup) untuk terjadi secara alamiah atau sewajarnya, seperti yang dikehendaki oleh alam. Dalam proses pengklasifikasiannya, sistem alami ini menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) yang terbentuk secara alami.

Contoh:

  • Dalam klasifikasi alami, hewan dikelompokkan berdasarkan:
  1. Cara geraknya, seperti hewan berkaki dua, hewan berkaki empat, hewan tidak berkaki, hewan bersayap, hingga hewan bersirip.
  2. Penutup tubuh, yaitu hewan berbulu, bersisik, berambut, dan bercangkang.
  • Pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan jumlah keping bijinya, yaitu tumbuhan berkeping biji satu dan yang berkeping biji dua.
  • Klasifikasi Sistem Buatan (Artifisial)

    Klasifikasi Sistem Artifisial atau buatan adalah pengelompokkan yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup. Sistem pengklasifikasian ini disusun menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang diketahui/dikehendaki oleh manusia, atau berdasarkan sifat lainnya. Tokoh-tokoh ilmuan yang termasuk menggunakan konsep pengelompokan makhluk hidup sistem Artifisial ini, di antaranya adalah Aristoteles dan Carolus Linnaeus.

    Adapun ciri yang digunakan dalam klasifikasi sistem artifisial berupa struktur morfologi, anatomi, dan fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan artifisial pengelompokannya melalui dasar habitat (tempat hidup), dan habitus atau berdasarkan bentuknya (berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).

    Klasifikasi Sistem Filogenetik

    Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah adanya teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli biologi, dan sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi makhluk hidup.

    Sistem filogenetik ini umumnya disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan yang ada antara takson yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi, anatomi, maupun fisiologinya, sistem filogenetik juga menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tapi berbeda-beda bentuk susunan dan fungsinya pada setiap jenis makhluk hidup.

    Pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang, hingga keturunan-keturunannya. Sistem klasifikasi filogenetik ini pun menjadi dasar dalam perkembangan sejarah klasifikasi 5 kingdom.

    Tahapan klasifikasi makhluk hidup

    Terdapat 3 tahapan untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup, antara lain:

    • Mengidentifikasi ciri-ciri suatu makhluk hidup
    • Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, yaitu menentukan macam-macam persamaan apa saja yang paling penting dari makhluk hidup yang akan diklasifikasikan. Hal ini meupakan salah satu dari pola tahapan klasifikasi yang pertama, yaitu menempatkan semua jenis hewan yang hidup di habitat yang sama ke dalam satu kategori. Sementara itu, untuk hal-hal yang harus diamati dari suatu makhluk hidup, yaitu morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah lakunya.

    • Mengelompokkan makhluk hidup sesuai dengan kriteria yang kita inginkan (proses pengklasifikasian)
    • Setelah berhasil mengidentifikasi makhluk hidup, tahapan selanjutnya adalah pengelompokan yang didasarkan atas identifikasi makhluk hidup dalam suatu kelompok yang sama. Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama, kemudian dikelompokkan dalam bentuk tingkatan takson yang sama.

    • Pemberian nama kelompok
    • Para ahli taksonomi yang telah melakukan banyak penelitian terhadap berbagai jenis hewan maupun tumbuhan, akhirnya dapat memberikan nama terhadap suatu makhluk hidup untuk pengklasifikasian. Pemberian nama ini bertujuan untuk memudahkan dalam mencari nama dari suatu makhluk hidup yang baru dikenal, dan dapat menggunakan kunci determinasi klasifikasi.

    Klasifikasi makhluk hidup sistem 5 kingdom dan contohnya

    Seperti yang telah dijelaskan tadi, sistem klasifikasi 5 kingdom merupakan sistem klasifikasi standar makhluk hidup yang ditemukan oleh Robert H. Whittaker pada tahun 1969. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing kingdom-nya.

    Kingdom Monera

    Kingdom monera merupakan klasifikasi mahkluk hidup yang tidak memiliki membran inti (organisme prokariot), tapi mempunyai bahan inti berupa DNA (Deoxyribo Nucleic Acid atau asam deoksiribonukleat) atau asam inti. Makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Monera ini terdiri dari Eubacteria (berbagai bakteri yang kita kenal selama ini) dan Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).

    Kingdom Protista

    Kingdom protista adalah satuan kumpulan besar mahkluk hidup yang terdiri dari satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler) yang memiliki membran inti (organisme eukariot). Kingdom protista ini dikelompokan secara sederhana, seperti protista yang mirip hewan (protozoa), protista yang mirip tumbuhan (alga), dan protista yang mirip jamur.

    Kingdom Fungi (Jamur)

    Kingdom fungi atau jamur merupakan kumpulan besar mahkluk hidup yang tidak memiliki kloroplas. Tubuh jamur sendiri ada yang terdiri dari satu sel saja, berbentuk benang, atau tersusun dari kumpulan benang. Kemudian, pada dinding sel jamur umumnya terdiri dari zat kitin.

    Oleh sebab itu, organisme jamur tidak dapat dikelompokkan dalam kingdom animalia atau plantae. Melainkan masuk dalam kingdom fungi yang terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota).

    Kingdom Plantae (Tumbuhan)

    Kingdom plantae atau kumpulan besar tumbuhan ini terdiri dari organisme bersel banyak yang mempunyai kloroplas dengan kandungan klorofil, yang berguna untuk tumbuhan melakukan fotosintesis. Sel yang terdapat pada tumbuhan termasuk ke dalam organisme eukariot (memiliki membran inti) dan dinding selnya tersusun dari selulosa. Pada tubuhnya, umumnya tumbuhan memiliki akar, batang, dan daun, kecuali beberapa jenis tumbuhan yang memiliki akar semu (rizoid), seperti pada briophyta (tumbuhan lumut).

    Perkembangbiakan tumbuhan pun dapat terjadi melalui perkawinan maupun tak kawin. Dalam kingdom plantae ini terdiri dari berbagai jenis tumbuhan, antara lain tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

    Kingdom Animalia (Hewan)

    Pada kingdom animalia umumnya mengelompokkan berbagai spesies hewan yang sel-selnya mempunyai membran inti (eukariot) dan tidak memiliki kloroplas. Selain itu, hewan yang termasuk dalam kingdom ini adalah hewan yang tidak memiliki dinding sel. Berbeda dengan tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sitem saraf sendiri.

    Dalam kingdom animalia, hewan diklasifikasikan menjadi:

    Berdasarkan Makanannya

    1. Hewan herbivora, yaitu golongan hewan pemakan tumbuhan hijau. Contohnya hewan Mammalia yang hidup di padang rumput, seperti Jerapah, Zebra, Banteng dsb. Ciri-ciri hewan herbivora, antara lain:
    • Memiliki gigi geraham depan (dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang kuat, juga banyak.
    • Memiliki gigi seri (dens incisivus) yang tajam.
    • Tidak mempunyai gigi taring (dens caninus).
    • Memiliki enzim selulase.
  • Hewan karnivora, yaitu kelompok hewan pemakan daging. Contohnya adalah Singa, Harimau, Kucing, Buaya, dan hewan predator lainnya. Ciri-ciri hewan karnivora, antara lain:
    • Memiliki gigi taring (dens caninus) yang tajam.
    • Memiliki kuku yang tajam.
    • Memiliki sisi rahang yang saling bertemu dengan ujung gigi geraham.
  • Hewan omnivora merupakan kelompok hewan pemakan daging dan tumbuhan hijau, atau bisa juga kita sebut sebagai hewan yang makan segalanya. Adapun ciri-ciri hewan omnivora, yaitu memiliki sifat perpaduan antara herbivora dan karnivora. Contohnya, seperti Musang, Beruang, Ayam, Tikus, dll.
  • Hewan insectivora, yakni golongan hewan yang memakan serangga. Contohnya, seperti Cicak, Kadal, Bunglon, dan Kelelawar.
  • Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang

    Hewan juga diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Dalam golongan ini, terdiri dari hewan yang tidak mempunyai tulang belakang disebut Invertebrata, dan hewan yang memiliki tulang belakang, yaitu Vetebrata.

    Dalam golongan hewan Invertebrata dibagi menjadi 8 phyllum/filum, yaitu:

    1. Porifera (hewan berpori), contohnya adalah Spongia sp (hewan spon).
    2. Coelenterata (hewan berongga), seperti Hydra viridis, dan Aurelia aurita (ubur-ubur).
    3. Platyhelminthes (cacing pipih), antara lain Planaria maculate, dan Tania saginata (cacing pita) yang kerap terdapat pada manusia dan sapi.
    4. Nemathelminthes atau Aschelminthes (cacing gilig), contohnya antara lain, Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale (cacing tambang) yang juga kerap ada pada usus duabelas jari manusia.
    5. Annelida (cacing gelang), contohnya Hirudo medicinalis (lintah), dan Lumbricus terrestris (cacing tanah).
    6. Mollusca atau hewan bertubuh lunak, seperti Achatina fulica (siput), dan Octopus sp (gurita).
    7. Echinodermata (hewan berkulit duri), seperti bintang laut (Asteroidea).
    8. Arthropoda, yaitu hewan berbuku-buku. Jenis hewan ini pun dibagi lagi menjadi 4 kelas, yaitu:
    • Insect (serangga), contohnya adalah capung (Hetaerina america);
    • Crustacea (udang-udangan), seperti kelomang (Ceonobita clypeatus);
    • Arachnida (laba-laba), salah satunya laba-laba California (Eurypelma californica);
    • Myriapoda (lipan), contohnya adalah kelabang (Scolopendra subspinipes).

    Pada golongan hewan Vertebrata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:

    1. Pisces (ikan), contohnya Osteoglossum bicirhosum (ikan Arwana).
    2. Amphibia (katak)
    3. Reptilia, yaitu hewan melata/merayap, seperti ular, kadal, dan bunglon.
    4. Aves atau hewan unggas, contohnya Aquila achrysaeto (burung rajawali).
    5. Mammalia, yakni hewan yang memiliki kelenjar mammae. Contohnya sapi, kambing, dan Orang Utan.

    Quipperian, itulah penjelasan singkat mengenai sistem klasifikasi 5 kingdom pada makhluk hidup. Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi klasifikasi 5 kingdom ini, kalian bisa langsung bergabung dengan Quipper Video untuk mempelajarinya melalui video pembelajaran yang disediakan. Ayo, bergabung sekarang juga!

    Lainya Untuk Anda

    Contoh Perubahan Lingkungan beserta Dampaknya pada Makhluk Hidup

    7 Penyimpangan Semu Hukum Mendel beserta Contohnya

    Pengertian Kemosintesis beserta Fungsi, Peran, Reaksi, Proses, dan Contohnya