Home » Mapel » Bahasa Indonesia » Pengertian Debat, Tujuan, Ciri-ciri, Struktur, dan Jenisnya

Pengertian Debat, Tujuan, Ciri-ciri, Struktur, dan Jenisnya

“Es krim rasa cokelat itu paling enak.”

“Tidak! Es krim cokelat itu tidak enak. Es krim rasa vanilla yang paling enak.”

Quipperian, pernahkah kamu mendengar percakapan seperti di atas? Kalau pernah, itulah yang dinamakan dengan debat. 

Debat adalah kondisi komunikasi yang menimbulkan perbedaan pendapat. Kegiatan ini sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Padahal, kalau dilakukan dengan cara yang benar, perdebatan dapat memberikan banyak manfaat. 

Apa saja manfaat dari debat? Bagaimana struktur dan ciri-cirinya? Yuk, baca artikel ini sampai habis. 

Pengertian Debat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. 

Debat juga dapat diartikan sebagai kegiatan adu pendapat antara dua pihak mengenai suatu hal sambil mempertahankan pendapat masing-masing yang disertai dengan argumen sebagai pendukung sehingga salah satu pihak berhasil memperoleh kemenangan atas pendapatnya. 

Sederhananya, jika ingin berdebat, kamu harus menyertakan alasan terhadap pendapat yang kamu yakini kebenaranya. Tidak boleh hanya menyampaikan pendapat saja tanpa disertai alasan yang mendukung.

Oleh karena itu, kegiatan debat tidak hanya membutuhkan kemahiran dalam berkomunikasi saja, tapi juga pengetahuan dan validasi informasi sehingga argumentasi yang disampaikan bisa dipertanggung jawabkan. 

Tujuan dan Manfaat Debat

Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa tujuan debat adalah mengetahui siapa yang paling hebat, paling benar, atau paling pintar. Padahal, bukan itu tujuan dari berdebat. 

Selain itu, jika dilakukan dengan benar, ada berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan debat. Adapun tujuan dan manfaat debat adalah sebagai berikut.

  • Menanggapi suatu persoalan dengan sudut pandang berbeda sehingga orang lain bisa mendapatkan sudut pandang baru.
  • Melatih keberanian seseorang dalam menyampaikan pendapat di depan umum.
  • Melatih keberanian seseorang dalam mematahkan pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan pendapatnya dengan cara yang sopan.
  • Melatih seseorang untuk menjadi kritis dalam setiap mosi yang disampaikan.
  • Meningkatkan kemampuan dalam merespon sebuah masalah yang dijadikan topik perdebatan. 
  • Meningkatkan pengetahuan dan wawasan.

Ciri-ciri Debat

Berikut adalah ciri-ciri debat yang perlu kamu ketahui. 

  • Dilakukan oleh dua kubu yang memiliki pendapat berbeda akan suatu hal, yaitu kubu pro (setuju) dan kubu kontra (tidak setuju) terhadap suatu hal yang diperdebatkan. 
  • Adanya proses mempertahankan argumen masing-masing dan menggiring lawan debat untuk setuju pada satu argumen.
  • Argumentasi yang dikemukakan harus memiliki latar belakang, teori, data, dan fakta terhadap masalah yang diperdebatkan. 
  • Saling melontarkan tanya jawab setelah proses adu argumentasi. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan lawan debat.
  • Ada moderator yang bertugas sebagai penengah dalam proses debat.
  • Ada juga time keeper yang bertugas mengatur waktu jalannya perdebatan.
  • Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan dewan juri yang bersifat mutlak. 

Struktur Debat

Suatu kegiatan debat dikatakan berlangsung dengan baik, jika dilakukan sesuai dengan strukturnya. Berikut adalah struktur debat yang harus diperhatikan. 

1. Pengenalan

Sebelum perdebatan dimulai, setiap tim harus saling memperkenalkan diri, baik tim afirmasi (kubu pro), tim oposisi (kubu kontra), maupun tim netral. 

2.  Penyampaian argumentasi

Setelah setiap tim memperkenalkan diri, maka moderator dan time keeper akan memandu proses penyampaian argumentasi.

Penyampaian argumentasi terhadap topik tertentu biasanya dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri oleh tim netral.

3. Debat

Bagian ini adalah inti dari proses debat itu sendiri. Masing-masing tim akan saling mengomentari atau menyanggah argumentasi yang telah dipaparkan sebelumnya. 

Proses perdebatan yang baik adalah didahului oleh latar belakang, kerangka berpikir yang didukung oleh data dan fakta, dan bagaimana cara untuk mematahkan argumentasi lawan debat. 

4. Simpulan

Setelah proses debat, masing-masing tim akan memberikan pernyataan penutup (closing statement) atau kesimpulan terhadap suatu topik yang diperdebatkan dan harus sejalan serta mendukung argumentasi-argumentasi yang telah disampaikan. Pemberian kesimpulan ini juga harus sesuai dengan posisi masing-masing dalam perdebatan.

5. Pengambilan keputusan

Ada tiga jenis pengambilan keputusan yang bisa dilakukan, yaitu keputusan dewan juri (decision by judges), keputusan para pendengar (decision by audience), dan keputusan dari kritik yang ada (decision by critique).

Keputusan yang telah ditetapkan bersifat mutlak dan merupakan kesimpulan akhir dari seluruh jalannya debat. 

Unsur-unsur Debat

Selain struktur, ada beberapa unsur dalam debat yang juga harus diperhatikan. Adapun unsur-unsur debat, antara lain:

1. Mosi atau materi debat

Mosi atau materi debat adalah hal atau topik yang diperdebatkan. Mosi ini menjadi unsur penting dalam proses debat. Tanpa adanya mosi, bagaimana bisa dilakukannya kegiatan debat. 

Selain itu, mosi ini juga yang akan menentukan posisi tim dalam debat, apakah tim afirmasi atau tim oposisi. 

2. Personel dalam kegiatan debat

Setiap personel dalam kegiatan debat memiliki tugasnya masing-masing. Berikut personel yang terlibat dalam kegiatan debat beserta tugasnya. 

  • Panitia debat, terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan penanggung jawab.
  • Moderator adalah orang yang bertugas mengatur jalannya perdebatan sekaligus menjadi penengah dalam kegiatan debat. 
  • Tim afirmasi atau kubu pro adalah pihak yang setuju terhadap mosi yang diperdebatkan.
  • Tim oposisi atau kubu pro adalah pihak yang tidak setuju atau menentang mosi yang diperdebatkan.
  • Tim netral adalah pihak yang tidak mendukung ataupun condong ke salah satu pihak.
  • Juri adalah orang yang menilai proses berjalannya debat dan menjadi penentu pemenang debat. Biasanya, juri harus berjumlah ganjil dan lebih dari satu orang agar penilaian yang dilakukan lebih akurat. 
  • Publik adalah orang-orang yang menyaksikan berjalannya debat.
  • Notulen adalah orang yang mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam proses debat. 
  • Penyedia dana adalah pihak yang menyediakan dana agar kegiatan debat bisa dilaksanakan.

3. Fasilitas debat

Selain mosi dan personel, kegiatan debat juga memerlukan fasilitas yang bertujuan untuk mendukung proses berlangsungnya debat. Adapun fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan debat, antara lain:

  • Ruang debat
  • Sound system
  • Podium
  • Meja dan kursi
  • Media (infocus atau penampil waktu)

Jenis-jenis debat

Dilansir dari buku Seni Debat dan Negosiasi, menurut Henry Guntur Tarigan, debat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu debat parlementer, debat pemeriksaan ulang, dan debat formal. Berikut penjelasannya.

1. Debat parlementer

Debat parlementer adalah debat yang dilakukan untuk memberikan atau menambah dukungan bagi suatu undang-undang tertentu. Dalam debat jenis ini, setiap anggota yang ingin mengungkapkan pandangan atau pendapatnya dapat berbicara atau menentang usulan tersebut setelah diizinkan oleh majelis. 

Dari tujuannya ini, dapat diketahui bahwa debat parlementer ini sering dilakukan oleh kalangan pemerintah. 

2. Debat pemeriksaan ulang

Jenis debat yang satu ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya. Debat ini biasanya dilakukan di kantor-kantor pengadilan.

Dalam debat pemeriksaan ulang, salah satu pihak akan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang saling berkaitan erat sehingga menyebabkan para individu yang ditanya harus menunjang posisi yang ingin ditegakkan oleh sang penanya.

3. Debat formal

Debat formal adalah kegiatan debat yang dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada dua tim pembicara untuk mengungkapkan beberapa argumen yang membantah atau menunjang suatu usulan kepada audiens.

Dalam debat ini, setiap pihak akan mendapat waktu yang sama untuk mendukung dan membantah argumen yang diungkapkan.

Berbeda dengan debat parlementer, debat formal lebih mengarah pada pengembangan kemampuan peserta debat. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam mengemukakan pendapat secara masuk akal, jelas, terstruktur, dan sistematis. 

Dibandingkan dua jenis debat sebelumnya, debat formal adalah jenis debat yang paling sederhana sehingga sering dilakukan oleh para akademisi dan paling sering digunakan dalam konsep kompetisi debat. 

Aturan dan Etika Debat

Ada beberapa aturan dan etika yang harus kamu perhatikan dalam berdebat, yaitu:

  • Ketika memperkenalkan tim harus disertai dengan 3S, yaitu Salam, Sapa, dan Senyum.
  • Tidak menyerang atau menyinggung kekurangan fisik lawan debat.
  • Berbicara berdasarkan fakta dan data.
  • Harus serius saat menyampaikan argumentasi
  • Mematuhi aturan yang telah ditetapkan.

Quipperian, demikian pembahasan mengenai debat. Semoga bisa menambah wawasan dan pemahaman kamu, ya.

Lainya untuk Anda