Home » UNTUK GURU » Pengertian Tes Diagnostik, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Tes Diagnostik, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Jenis, dan Contohnya

Apa jenis tes yang biasanya Bapak/Ibu guru gunakan untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dalam belajar? Apakah tes diagnostik? 

Tes diagnostik adalah jenis tes yang dirancang untuk memudahkan guru dalam mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa dalam belajar. Dengan begitu, guru bisa menetapkan tindak lanjut yang tepat dan sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa. 

Lantas, bagaimana cara menerapkan tes diagnostik ini? Apa fungsinya? Berikut ulasan selengkapnya mengenai tes diagnostik, mulai dari pengertian, tujuan, fungsi, hingga cara menerapkannya. 

Pengertian Tes Diagnostik

Depdiknas (2007) mendefinisikan tes diagnostik sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan. Sementara menurut para ahli, seperti Zhao (2013), tes diagnostik adalah tes yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa terhadap mata pelajaran apa saja. 

Suwarto (2014) menyatakan bahwa tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan atau miskonsepsi pada topik tertentu dalam pembelajaran sehingga dari hasil tes didapat masukan tentang respon siswa untuk memperbaiki kelemahannya. 

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui secara tepat kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa pada pelajaran atau topik tertentu. Hasil dari tes ini dapat digunakan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, sedangkan bagi siswa, hasil tes diagnostik dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar.

Tujuan Tes Diagnostik

Secara umum, tes diagnostik bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dalam suatu pembelajaran. Namun, berdasarkan jenisnya, tes diagnostik memiliki tujuan tersendiri, yaitu:

Tujuan tes diagnostik non-kognitif

  • Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa.
  • Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah.
  • Mengetahui kondisi keluarga siswa.
  • Mengetahui latar belakang pergaulan siswa.
  • Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa.

Tujuan tes diagnostik kognitif

  • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa.
  • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa.
  • Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.

Fungsi Tes Diagnostik

Ada dua fungsi utama tes diagnostik, yaitu membantu mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami oleh siswa dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesalahan yang telah teridentifikasi.

Berdasarkan fungsi tersebut, dalam menyusun tes diagnostik harus sesuai dengan format dan respon dari tes tersebut. Tes diagnostik juga harus dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber yang menjadi penyebab kesulitan atau masalah siswa dalam belajar dan jenis soal yang diberikan berbentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat) sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap.

Manfaat Tes Diagnostik

Adapun manfaat tes diagnostik bagi guru dan siswa adalah sebagai berikut. 

Manfaat bagi guru

Manfaat tes diagnostik bagi guru adalah memudahkan guru untuk mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, atau masalah yang dialami siswa dalam mempelajari suatu topik atau mata pelajaran secara tepat. Dengan begitu, guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dan menentukan tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam belajar. 

Manfaat bagi siswa

Tes diagnostik juga memberikan bermanfaat dengan siswa. Tes ini dapat memberikan informasi pada siswa mengenai kelemahan, kelebihan, atau masalah yang dimilikinya dalam belajar. Dengan begitu, siswa dapat memperbaiki proses belajar agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 

Jenis-jenis Tes Diagnostik

Tes diagnostik terdiri dari dua jenis, yaitu tes diagnostik non-kognitif dan tes diagnostik kognitif. Berikut penjelasannya. 

Tes diagnostik non-kognitif

Tes diagnostik non-kognitif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kondisi psikologis dan emosional siswa sebelum memulai pembelajaran. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama di rumah, kondisi keluarga dan pergaulan siswa, serta gaya belajar, karakter, dan minat siswa. 

Dalam pelaksanaannya, tes diagnostik non-kognitif terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. 

Selain itu, pelaksanaan tes diagnostik non-kognitif juga membutuhkan keterampilan guru dalam bertanya dan membuat pertanyaan. Sebab, tidak semua siswa dapat memberikan informasi secara detail, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya, seperti kondisi keluarga dan hubungannya dengan orang tua maupun teman.

Tes diagnostik kognitif

Tes diagnostik kognitif adalah tes diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran. Tes ini dapat dilakukan secara rutin, saat guru memperkenalkan topik pembelajaran baru atau setelah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik yang biasa disebut dengan asesmen formatif. 

Tes diagnostik kognitif juga bisa dilakukan di pertengahan atau akhir semester dalam bentuk ujian yang dikenal dengan sebutan asesmen sumatif.  

Perlu diingat, bahwa guru melakukan tes ini bukan untuk mengejar target kurikulum, melainkan untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa. 

Dalam pelaksanaannya, tes diagnostik kognitif ini terdiri dari empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, diagnosis, dan tindak lanjut. 

Langkah-langkah Pelaksanaan Tes Diagnostik

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan tes diagnostik berdasarkan jenis tes yang dilakukan. 

Pelaksanaan tes diagnostik non-kognitif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pelaksanaan tes diagnostik non-kognitif dilakukan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Berikut penjelasan setiap tahapannya. 

  • Tahap persiapan
    Pada tahapan ini, Bapak/Ibu guru dapat mempersiapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili emosi. Misalnya, apa yang sedang kamu rasakan saat ini? atau bagaimana perasaanmu saat belajar di rumah?

    Selain itu, Bapak/Ibu guru juga perlu membuat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa. Misalnya, apa saja kegiatanmu selama belajar di rumah? atau apa hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan ketika belajar di rumah? 
  • Tahap pelaksanaan
    Di tahapan ini, Bapak/Ibu guru akan meminta siswa untuk mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah dan menjelaskan aktivitasnya. Tahapan ini bisa dilakukan dengan cara meminta siswa untuk bercerita langsung, menulis, atau menggambarkan aktivitas atau perasaan yang sedang dirasakannya. 
  • Tahap tindak lanjut
    Tahapan terakhir dalam tes diagnostik non-kognitif adalah tindak lanjut. Bapak/Ibu guru dapat melakukan identifikasi kondisi psikologis maupun emosional siswa berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada tahap pelaksanaan. 

Nantinya, hasil identifikasi ini dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki proses pembelajaran siswa. Bapak/Ibu guru juga bisa mengomunikasikan hasil tes ini pada siswa ataupun orang tua jika diperlukan. 

Pelaksanaan tes diagnostik kognitif

Berikut adalah tahapan pelaksanaan tes diagnostik kognitif yang dibagi menjadi empat tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, diagnosis, dan tindak lanjut. 

  • Tahap persiapan
    Hal pertama yang harus Bapak/Ibu guru lakukan pada tahap persiapan tes diagnostik kognitif adalah membuat jadwal pelaksanaan tes. 

    Setelah itu, identifikasi materi asesmen sesuai dengan Kompetensi Dasar yang telah disediakan oleh Kemendikbud. 

    Jika sudah selesai mengidentifikasi materi asesmen, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan sederhana yang meliputi:
    • 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru 
    • 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah\
    • 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah

Sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat siswa agar dapat mengikuti pembelajaran di jenjang pendidikan sekarang. 

  • Tahap pelaksanaan
    Pada tahapan ini, siswa akan mengerjakan soal-soal tes yang telah Bapak/Ibu guru persiapkan. Soal diberikan untuk semua siswa, baik siswa yang belajar secara tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah.
  • Tahap diagnosis dan tindak lanjut
    Pada tahapan diagnosis dan tindak lanjut ini, Bapak/Ibu guru akan melakukan kegiatan yang meliputi:
    • Mengolah hasil asesmen dengan membuat skor. Misalnya, dalam bentuk angka 1-5 atau pernyataan, seperti “Paham utuh”, “Paham sebagian”, atau “Tidak paham”.
    • Menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa. 
    • Setelah menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa, Bapak/Ibu dapat membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Contoh:
      • Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan alur tujuan pembelajaran (ATP) sesuai fasenya.
      • Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi berupa materi tambahan.
      • Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan.

Contoh Tes Diagnostik

Adapun contoh teks diagnostik SMP dan SMA adalah sebagai berikut. 

Contoh tes diagnostik SMP

Pada hari Senin, 20 Februari 2023 siswa kelas X SMP 11 melakukan tes diagnostik untuk mata pelajaran Matematika. Tes ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB.

Soal tes diagnostik yang diberikan pada siswa berbentuk uraian yang terdiri dari 10 soal, sesuai dengan rancangan tes diagnostik yang telah ditetapkan, yaitu 2 soal soal dari materi yang akan diajarkan, 6 soal dari materi kelas satu tingkat di bawahnya, dan 2 soal dari materi kelas dua tingkat di bawahnya.

Adapun tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi Matematika yang telah dipelajari. 

Hasil tes diagnostik pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 untuk mata pelajaran Matematika menunjukkan hasil ada 5 siswa yang nilainya berada di bawah rata-rata kelas sehingga akan diberikan pendampingan berupa materi tambahan sebagai tindak lanjutnya.

Hasil tes juga menunjukkan bahwa ada 15 siswa yang nilainya sama dengan rata-rata kelas sehingga sebagai tindak lanjutnya, mereka akan diajar oleh guru kelas sesuai fasenya. Sementara 10 siswa lainnya mendapatkan nilai di atas rata-rata kelas sehingga mereka akan mengikuti pembelajaran dengan pengayaan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan yang dimiliki.

Contoh tes diagnostik SMA

Pada Senin,  6 Maret 2023 dilakukan tes diagnostik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 untuk mata pelajaran Matematika. Tes ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB melalui website

Soal tes diagnostik yang diberikan pada siswa berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal, sesuai dengan rancangan tes diagnostik yang telah ditetapkan, yaitu 2 soal soal dari materi yang akan diajarkan, 6 soal dari materi kelas satu tingkat di bawahnya, dan 2 soal dari materi kelas dua tingkat di bawahnya.

Sebelum tes dimulai, siswa harus login terlebih dahulu ke akun website yang dituju dan melengkapi pengisian profil siswa. Jika sudah selesai, maka siswa dapat langsung mengerjakan soal tes. 

Hasil tes diagnostik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 untuk mata pelajaran Matematika menunjukkan hasil ada 10 siswa yang nilainya sama dengan rata-rata kelas sehingga akan diajarkan oleh guru kelas sesuai fasenya. 

Hasil tes diagnostik ini juga menunjukkan ada 5 orang siswa yang nilainya masih berada di bawah rata-rata kelas sehingga memerlukan pendampingan untuk memenuhi Kompetensi Dasar yang belum terpenuhi dalam bentuk materi tambahan. Sementara 15 orang siswa lainnya mendapat hasil di atas nilai rata-rata sehingga akan mendapatkan pembelajaran dengan pengayaan. 

Itulah pembahasan Quipper Blog mengenai tes diagnostik. Semoga dapat membantu Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan tes diagnostik untuk peserta didik. Sampai jumpa di pembahasan Quipper Blog selanjutnya, ya!

Lainya untuk Anda