Home » UNTUK GURU » 4 Macam Teori Belajar yang Wajib Guru Ketahui

4 Macam Teori Belajar yang Wajib Guru Ketahui

Bapak dan Ibu Guru, teori Belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana peserta didik belajar, sehingga dengan memahaminya akan sangat membantu dalam memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.

Sejarah teori belajar

Sejarah teori belajar berawal dari masa strukturalisme yang muncul di Eropa pada tahun 1960-1970-an. Francois Dosse melalui bukunya yang berjudul Histoire du Structuralisme, menggambarkan tahun 1966 sebagai tahun memancarnya strukturalisme di Eropa, khususnya di Prancis. 

Adapun tahun 1967-1978 digambarkan sebagai masa perkembangan dan penyebaran gagasan strukturalisme, serta penerangan tentang konsep strukturalisme dan perannya dalam ilmu pengetahuan. Dari masa tersebutlah berbagai penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan antara psikologi dan ilmu pengetahuan, yang kemudian hasil-hasil penelitian tersebut dirancang dan dijadikan sebagai model pembelajaran.

Tokoh-tokoh peneliti teori belajar

Teori Kognitif dan Gestalt: Kurt Lewin (1890-1947), Jean Peaget, Jerome Bruner, Ausbel, Chr.von Ehrenfels (1890), Wolfgang Kohler (1887-1967), Kurt Koffka (1886-1941), dan Max Wertheimer (1880-1943).

Teori Konstruktivisme: Socrates, John Dewey, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Immanuel Kant, Giambattista Vico, Frederic Charles Bartlett, Jerome Bruner, Adrianus Dingeman de Groot, Jean Piaget, Lev S. Vygotsky, Howard Gardner, dan Nelson Goodman.

Teori Humanistik: Carl Rogers dan Abraham Maslow.

Teori Sosial Behaviorisme: Ivan Petrovich Pavlov (1849‐1936), Edward Lee Thorndike, John B. Watson (1913), dan B. F. Skinner.

Pengertian teori belajar

Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana peserta didik belajar, sehingga membantu guru memahami proses kompleks inhern pembelajaran. Pada dasarnya, setiap teori belajar memiliki tujuan yang sama, yaitu mewujudkan pendidikan yang mampu mencetak peserta didik untuk dapat bersaing dan terus mengikuti perkembangan zaman.

Pengertian teori belajar menurut para ahli

Menurut Cahyo dalam Rachmawati (2015), teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis, serta telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Ada beberapa perspektif dalam teori belajar, yaitu teori belajar Kognitif, Behavioristik, Konstruktivisme, dan Humanistik.

Macam-macam teori belajar

Ada empat teori belajar yang perlu di highlight atau dipahami oleh guru, yaitu teori kognitif; (2) teori sosial konstruktivisme; (3) teori humanistik; dan (4) teori behavioristik.

Adapun alasan mengapa Bapak dan Ibu Guru harus memperhatikan keempat teori belajar tersebut, karena dengan mempelajari berbagai macam teori belajar, Bapak dan Ibu Guru dapat menggunakan teori belajar dalam proses pembelajaran dan mampu menelaah mana teori belajar yang tepat, serta bisa dilaksanakan dalam pembelajaran dengan baik sesuai dengan keadaan peserta didik.

Teori belajar kognitif

Teori belajar kognitif memiliki perspektif bahwa peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. TDalam teori belajar kognitif lebih dipentingkan proses belajarnya daripada hasilnya. 

Adapun yang melandasi perkembangan teori belajar kognitif Ini yaitu teori belajar kognitif Jean Piaget, Jerome Bruner, dan Ausbel. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing pun memiliki penekanan yang berbeda pada teori belajar kognitif. Piaget berfokus pada perkembangan kognitif anak, yang meliputi empat tahap, yaitu (1) sensory motor, (2) pre operational, (3) concrete operational dan (4) formal operational.

Sementara itu, Ausbel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Sedangkan Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan, dengan tiga tahapan, yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.

Teori belajar sosial konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap peserta didik yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya, menggunakan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Teori ini memberikan keaktifan terhadap peserta didik untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hat lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. 

Adapun yang mendasari perkembangan teori belajar Konstruktivisme ini, yaitu Lev S. Vygotsky yang dalam teorinya menekankan bahwa kecerdasan peserta didik berasal dari masyarakat, lingkungan, dan budayanya. Teori belajar sosial konstuktivisme ini meliputi tiga konsep utama, yaitu 1) hukum genetik tentang perkembangan, 2) Zona perkembangan proksimal (Zona Proxcimal Development (ZPD)), dan 3) mediasi.

Teori belajar humanistik

Dalam teori belajar humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada diri peserta didik itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, tapi kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

Dengan kata lain, teori humanistik lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa adanya, yaitu belajar melalui apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Maka, teori belajar humanistik dapat didefinisikan dengan apapun yang bisa dimanfaatkan, asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Dalam teori belajar humanistik, pembelajaran dianggap berhasil apabila peserta didik dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Adapun dua psikolog ternama yang mempelopori penilitian teori humanistik, yaitu Carl Rogers dan Abraham Maslow.

Teori belajar behavioristik

Teori belajar behavioristik menekankan bahwa perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Behavioristik merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang perkembangan individu hanya dari sisi jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mentalnya.

Dengan kata lain, behavioristik tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam proses belajarnya. Kegiatan belajar semata-mata hanya untuk melatih refleks-refleks sedemikian rupa, sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai oleh individu tersebut.

Teori belajar behavioristik tidak lepas dari dua penelitian penting yang dilakukan Ivan Pavlop dan Edward Lee Thorndike. Kemudian dilanjutkan oleh B.F. Skinner yang meneliti tentang keterkaitan antara tingkah laku dengan konsekuensinya.

Penggunaan teori belajar dalam perencanaan pembelajaran

Sebagai masukan bahan perumusan rencana pembelajaran, teori belajar menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam merencanakan sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam hal tersebut, teori belajar menjadi bahan penentuan tujuan, metode, isi, situasi, media, serta evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya yang sedang direncanakan.

Namun, karena setiap teori pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka peran seorang Guru dalam menentukan ataupun memadukan suatu teori pembelajaran dianggap sebagai sebuah kewajiban untuk dilakukan. Seorang guru sangat perlu memiliki kemampuan merancang dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang tercakup dalam teori belajar, yang dianggap cocok dengan minat dan bakat, serta sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran agar proses belajar menjadi efektif.

Agar Bapak dan Ibu Guru lebih mudah untuk menggunakan teori belajar dalam perencanaan pembelajaran, Bapak dan Ibu Guru dapat memahami terlebih dahulu karakteristik dan prinsip masing-masing teori belajar, dan menerapkannya menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan teori belajar.

Implementasi teori belajar dalam pembelajaran

Berikut langkah-langkah pengimplementasian macam-macam teori belajar ke dalam pembelajaran.

Teori belajar kognitif

Langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar kognitif secara umum, yaitu sebagai berikut.

  1. Menentukan tujuan pencapaian kompetensi,
  2. Memilih materi pelajaran,
  3. Menentukan topik-topik yang akan dibahas peserta didik, misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya.
  4. Mencari contoh-contoh materi, tugas, ilustrasi, dan contoh lainnya yang dapat digunakan peserta didik untuk bahan belajar,
  5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara berfikir peserta didik.
  6. Mengatur topik yang dipelajari peserta didik dari konsep yang paling konkret ke yang abstrak, hingga dari yang sederhana ke kompleks, dan
  7. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

Teori belajar sosial konstruktivisme

Berikut langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar sosial konstruktivisme secara umum.

  1. Kegiatan Awal
    1. Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap memulai pembelajaran
    2. Guru melakukan apersepsi, lalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat terus mengikuti pembelajaran
    3. Mengajukan suatu konteks permasalahan
    4. Kegiatan Inti
    5. Setelah peserta didik memahami konteks permasalahan, kemudian peserta didik diberi lembar kegiatan
    6. Pada 15 menit pertama peserta didik diberikan kesempatan untuk menelaah dan menyelesaikan jawaban secara individual.
    7. Kemudian ±25 menit selanjutnya peserta didik diminta untuk menyelesaikan jawaban secara berkelompok heterogen (2-4 orang). Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat saling berinteraksi dan bertukar pemikiran. Secara tidak langsung dalam kegiatan ini intervensi dapat terjadi antara peserta didik dengan peserta didik lain di dalam satu kelompok.
    8. Disamping itu, guru juga bisa menerapkan teknik scaffolding dengan tepat selama proses kegiatan mengajar berlangsung
    9. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
  2. Kegiatan Akhir
    1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari,
    2. Guru menutup pembelajaran.

Teori belajar humanistik

Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar humanistik secara umum, yaitu: 

  1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran dan materi pelajaran.
  2. Mengidentifikasi kemampuan awal (entry behavior).
  3. Mengidentifikasi topik-topik pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif melibatkan diri atau mengalami dalam belajar.
  4. Merancang fasilitas belajar, seperti pengadaan lingkungan kelas yang kondusif dan media pembelajaran.
  5. Membimbing peserta didik belajar secara aktif.
  6. Membimbing peserta didik untuk memahami hakikat dan makna dari pengalaman belajarnya sendiri.
  7. Membimbing peserta didik membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
  8. Membimbing peserta didik dalam mengaplikasikan komponen-komponen baru ke situasi nyata.
  9. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

Teori belajar behavioristik

Langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar behavioristik secara umum antara lain sebagai berikut.

  1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
  2. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar,
  3. Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik,
  4. Menelaah materi pelajaran,
  5. Menyajikan materi,
  6. Memberikan stimulasi, dapat berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan,
  7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik, serta menilainya, sehingga peserta didik dapat mengetahui apakah yang dikerjakannya benar atau salah. Jika terjadi kesalahan, maka segera perbaiki dan bantu peserta didik melanjutkan pelajaran,
  8. Memberikan penguatan,
  9. Mengamati dan mengkaji respons peserta didik kembali, dan
  10. Memberikan penguatan lanjutan.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar

Perlu diingat, bahwa tidak ada hal yang sempurna. Berikut kelebihan dan kekurangan macam-macam teori belajar.

Kelebihan dan Kekurangan Teori belajar kognitif

Kelebihan Teori Kognitif

  1. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi belajar.
  2. peserta didik menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Kognitif

  1. Teori belajar kognitif belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.
  2. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori belajar kognitif masih sulit untuk diterapkan.

Kelebihan dan Kekurangan Teori belajar sosial konstruktivisme

Kelebihan Teori belajar sosial konstruktivisme

  1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para peserta didik untuk mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
  2. Semua peserta didik lebih mudah mengingat pelajaran yang sudah diajarkan, karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
  3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat peserta didik lebih mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
  4. Ketika proses belajar mengajar, peserta didik akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.
  5. Pengetahuan yang diterima oleh peserta didik akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori belajar sosial konstruktivisme

  1. Teori sosial konstruktivisme lebih susah untuk dimengerti, karena ruang lingkupnya yang lebih luas.
  2. Tugas guru menjadi tidak maksimal, karena peserta didik diberi kebebasan lebih banyak.

Kelebihan dan Kekurangan Teori belajar humanistik

Kelebihan Teori belajar humanistik

  1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah peserta didik merasa senang dalam belajar, dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku serta pola pikir, bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
  2. Apabila proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan tingkah laku, dan hati nurani, maka teori belajar humanistik sangat sesuai untuk diterapkan.
  3. Dengan teori ini, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.

Kekurangan Teori belajar humanistik

Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada diri peserta didik itu sendiri. Maksudnya, peserta didik yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya, maka peserta didik itu akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.

Kelebihan dan Kekurangan Teori belajar behavioristik

Kelebihan Teori belajar behavioristik

  1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat melakukan kegiatan belajar mengajar.
  2. Guru lebih sering membiasakan peserta didiknya untuk belajar mandiri, tetapi ketika peserta didik kesulitan baru bertanya kepada guru.
  3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh peserta didik (respon).
  4. Teori belajar behavioristik sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan peserta didik yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan tubuh.
  5. Teori belajar behavioristik bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang berdampak baik bagi peserta didik diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan peserta didik perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori belajar behavioristik

  1. Tidak semua pelajaran dapat menggunakan teori belajar behavioristik.
  2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan ajar ke dalam bentuk yang sudah siap.
  3. Peserta didik cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan peserta didik sebagai peserta didik pasif.
  4. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik hanya bisa mendengar dan menghafal yang didengarkan.
  5. Peserta didik membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

Bapak dan Ibu Guru, itulah empat macam teori belajar yang perlu diketahui. Dengan pemilihan teori belajar yang benar, maka proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasil yang didapatkan juga berdampak baik bagi para peserta didik. Semoga bermanfaat.

Lainya untuk Anda