Home » UNTUK GURU » Tantangan dan Peluang dalam Mengelola Kegiatan Apersepsi di Kelas

Tantangan dan Peluang dalam Mengelola Kegiatan Apersepsi di Kelas

Tantangan dan Peluang dalam Mengelola Kegiatan Apersepsi di Kelas

Bapak/Ibu, apakah Anda pernah merasakan perbedaan signifikan antara pembelajaran dengan atau tanpa kegiatan apersepsi? Kita semua tahu bahwa dalam kondisi ideal, kegiatan apersepsi dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih kondusif. Namun, apabila tantangan-tantangan muncul dan keberhasilan tampak sulit dicapai, inilah saatnya untuk memandangnya sebagai peluang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang benar-benar mendalam. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai tantangan dan peluang dalam mengelola kegiatan apersepsi di kelas, sebuah perjalanan yang dapat membentuk fondasi pembelajaran yang inspiratif.

Tantangan dalam Mengelola Kegiatan Apersepsi di Kelas

  1. Kualitas Hubungan antara Guru dan Siswa

Pepatah “tak kenal maka tak sayang” menggambarkan pentingnya hubungan baik antara guru dan siswa. Sebelum menciptakan ketertarikan siswa pada kegiatan apersepsi, guru perlu membangun pengenalan yang baik dengan siswa untuk mendapatkan respek.

  1. Minimnya Teknologi Pendukung Pembelajaran

Meskipun tidak semua kegiatan apersepsi memerlukan teknologi, kehadiran teknologi dapat mempermudah kompleksitas kegiatan apersepsi. Guru perlu memanfaatkan teknologi untuk menyederhanakan kegiatan apersepsi dan membuatnya lebih bermakna. Contohnya: saat guru ingin menyusun kegiatan apersepsi tentang titik koordinat, tanpa adanya teknologi guru harus menyusun suatu denah sedemikian sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Namun dengan bantuan teknologi, guru bisa langsung meminta siswanya untuk membuka Google Maps dan meminta mereka untuk menuju pada titik yang telah ditentukan. Dalam hal ini, terlihat bahwa kehadiran teknologi bisa memudahkan guru selama kegiatan apersepsi.

  1. Materi Pembelajaran

Setiap materi pembelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dan hal ini mencakup konsep kegiatan apersepsi. Guru harus mampu menyesuaikan kegiatan apersepsi sesuai dengan kompleksitas dan cakupan materi pelajarannya. Misalnya, kegiatan apersepsi untuk materi pelajaran Gelombang Bunyi memiliki bentuk yang berbeda dengan kegiatan apersepsi untuk materi Karakteristik Gelombang.

  1. Keterlibatan Siswa Selama Kegiatan Apersepsi

Kegiatan apersepsi harus melibatkan siswa secara aktif, menciptakan interaksi dua arah antara guru dan siswa. Jika tidak, risiko kebosanan dan kurangnya perbedaan antara apersepsi dan pembelajaran inti dapat muncul. Contoh: kegiatan apersepsi yang bisa berlangsung dua arah adalah guru menampilkan video singkat tentang grafik kenaikan kasus Covid-19 tahun 2021. Lalu, siswa diminta untuk menentukan kenaikan tertinggi dari grafik tersebut.

  1. Beragamnya Karakter Siswa

Kepribadian siswa yang beragam di dalam kelas menjadi tantangan tersendiri. Guru perlu menyesuaikan kegiatan apersepsi agar sesuai dengan karakteristik siswa, menciptakan pengalaman dua arah yang lebih efektif. Siswa dengan karakter pendiam dan pekerja keras, pasti akan lebih mudah untuk patuh dan fokus pada paparan guru. Berbeda halnya dengan siswa dengan karakter pemalas, pasti ia cenderung untuk mudah merasa bosan. Itulah mengapa, kegiatan apersepsi harus bisa berlangsung dua arah.

Peluang dalam Mengelola Kegiatan Apersepsi di Kelas

  1. Inovasi Pembelajaran

Setiap tantangan yang mungkin akan Bapak/Ibu hadapi selama mengelola kegiatan apersepsi, pasti menghasilkan tindakan keberlanjutan sebagai bentuk peningkatan kualitas pembelajaran atau biasa disebut inovasi pembelajaran. Melalui inovasi inilah, Bapak/Ibu bisa mengalihkan dunia siswa ke dalam dunia pembelajaran, sehingga mereka dengan mudah menyerap setiap materi yang disampaikan.

  1. Peningkatan Kualitas Komunikasi Antara Guru dan Siswa

Selain inovasi pembelajaran, pengelolaan kegiatan apersepsi yang baik dan benar bisa membuka atau bahkan memperbaiki jalinan komunikasi antara guru dan siswa di kelas. Mengingat, salah satu indikator kesuksesan suatu pembelajaran adalah terjalinnya komunikasi yang efektif antara guru dan siswa.

  1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Ketertarikan siswa pada materi pembelajaran dapat meningkat, menciptakan dorongan intrinsik untuk belajar lebih banyak. Pengelolaan kegiatan apersepsi yang baik dapat menjadi kunci untuk mencapai peningkatan kualitas pembelajaran.

  1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kompetitif

Kegiatan apersepsi yang dikelola dengan baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang kompetitif dan sehat. Siswa didorong untuk menjadi lebih kreatif, menciptakan atmosfer saling menguatkan dan kompetitif di dalam kelas.

Tantangan-tantangan dalam mengelola kegiatan apersepsi di kelas bukanlah hambatan yang tidak dapat diatasi. Dalam menghadapi kompleksitas hubungan guru-siswa, minimnya dukungan teknologi, dan beragamnya karakter siswa, terletak peluang besar untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang revolusioner. Dengan kegigihan dan semangat, setiap tantangan dapat diubah menjadi peluang yang memperkaya kualitas pembelajaran. Jadi, Bapak/Ibu, teruslah menyajikan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa-siswa di sekolah. Salam Quipper!


Baca Artikel Lainnya

Sumber

Lainya untuk Anda