Home » UNTUK GURU » Model Pembelajaran Project Based Learning, Tujuan, Sintak dan Contohnya

Model Pembelajaran Project Based Learning, Tujuan, Sintak dan Contohnya

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, ya. Guru selalu berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan peserta didik sebagai pusat kegiatan untuk menghasilkan suatu produk di akhir pembelajaran. Pembelajaran semacam ini disebut sebagai project based learning. Jika Bapak/Ibu penasaran, inilah ulasan selengkapnya. 

Pengertian Project Based Learning

Project based learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. 

Pengertian Project Based Learning Menurut Para Ahli

Para ahli boleh saja memiliki penafsiran arti yang berbeda-beda, namun inti dasarnya tetap sama. Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja proyek, berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Adapun pengertian project based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  1. Menurut Goodman dan Stivers, yaitu pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
  2. Menurut Made Wena, yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
  3. Menurut Grant, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
  4. Menurut Afriana, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.
  5. Menurut Fathurrohman, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

 

Tujuan Project Based Learning

Dengan diterapkannya suatu model pembelajaran tentu mengandung tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan project based learning adalah sebagai berikut.

  1. Melatih sikap proaktif peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
  2. Mengasah kemampuan peserta didik dalam menguraikan suatu permasalahan di kelas.
  3. Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks sampai diperoleh hasil nyata.
  4. Mengasah keterampilan peserta didik dalam memanfaatkan alat dan bahan di kelas guna menunjang aktivitas belajarnya.
  5. Melatih sifat kolaboratif peserta didik.

Sintak Model Pembelajaran

Sintak pembelajaran merupakan tahapan atau fase yang harus dikerjakan pada pembelajaran. Dengan adanya sintak, alur kegiatan pembelajaran menjadi jelas dan terstruktur. Adapun sintak model pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut.

1. Menentukan pertanyaan mendasar

Sebelum masuk ke materi, guru harus memberikan pertanyaan mendasar terkait materi yang akan dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa dikemas dalam studi kasus di dunia nyata dilanjutkan dengan penelusuran lebih mendalam.

2. Menyusun desain perencanaan proyek

Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif. Artinya, kerja sama antara guru dan peserta didik. Pada desain ini memuat sejumlah poin, misalnya aturan main, aktivitas, dan presentasi.

3. Membuat jadwal aktivitas

Setelah guru dan peserta didik menyusun desain perencanaan proyek dilanjutkan dengan membuat jadwal aktivitas. Adapun contoh jadwal aktivitasnya adalah sebagai berikut.

  • Menentukan timeline pengerjaan
  • Menentukan deadline pengerjaan
  • Menentukan perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek
  • Memberikan bimbingan bagi peserta didik yang menggunakan cara di luar proyek.

4. Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik

Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus aktif memonitor kegiatan mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitor bisa dilakukan menggunakan alat perekam atau rubrik.

5. Menguji hasil kinerja peserta didik

Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang ditugasnya akan diuji dan dinilai oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil kinerja juga bisa digunakan oleh guru untuk menyusun strategi pada pembelajaran selanjutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman

Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada tahap ini guru bisa melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalaman selama mengerjakan proyek.

 

Contoh Project Based Learning

Setelah memahami sintak di atas, perhatikan contoh project based learning berikut ini.

Mata Pelajaran: IPA Kelas 9

Kompetensi Dasar

3.10 Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya dalam kehidupan manusia

4.10 Membuat salah satu produk bioteknologi konvensional yang ada di lingkungan sekitar

Topik: Bioteknologi

Alokasi waktu: 45 hari atau 1,5 bulan

  • Penentuan pertanyaan mendasar

Peserta didik diberikan gambaran tentang bioteknologi dalam kehidupan, lalu diminta menuliskan rasa ingin tahunya dalam bentuk pertanyaan. Contohnya, “apakah kita bisa membuat tape?”

  • Menyusun desain perencanaan proyek

Guru bersama peserta didik mulai membuat rencana awal tentang upaya untuk membuat tape sebagai produk bioteknologi konvensional. Untuk aturan main pengerjaan proyek harus disusun secara kolaboratif antara peserta didik dan guru, misalnya bahan yang digunakan, lamanya waktu pengerjaan, dan proyek dilakukan individu atau berkelompok.

  • Membuat jadwal aktivitas

Jadwal disusun oleh peserta didik agar proyek tersebut bisa selesai tepat waktu.

Berikut ini contoh timeline pengerjaan project based learning yang bisa Bapak/Ibu jadikan acuan.

   
Jadwal Rencana Aktivitas
1-3 November Bapak/Ibu mengirimkan tugas.
4-7 November Siswa memahami kerangka proyek dan memulai perencanaan.
8-10 November Sesi diskusi.
11-18 November Siswa Mengerjakan Proyek. Misalnya:

 

  • Mempelajari peran bioteknologi dalam kehidupan beserta cara untuk membuatnya, yaitu tape.
  • Mempelajari mekanisme fermentasi pada tape.
  • Studi literatur dari berbagai sumber, baik buku pelajaran, jurnal, website, dan sebagainya tentang cara pembuatan tape.
19-21 November Bapak/Ibu mengawasi pelaksanaan proyek.
22-29 November Siswa masuk ke tahap penyelesaian proyek. Seperti:

 

  • Membuat tape berdasarkan panduan yang telah diperoleh.
  • Mencatat atau mendokumentasikan setiap proses yang dilakukan saat membuat tape.
  • Menguji tape yang dihasilkan dengan cara mencicipinya.
  • Membuat laporan hasil pembuatan tape.
30 November Tahap pengumpulan proyek, seperti:

 

  • Membahas ulasannya secara umum pada guru.
  • Mempresentasikan hasil pembuatan tape.
  • Menyerahkan laporan hasil pembuatan tape.
1-12 Desember Bapak/Ibu melakukan penilaian.
13-15 Desember Bapak/Ibu meng-input nilai.

Kelebihan dan Kekurangan

Sama seperti model pembelajaran lainnya, model project based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut.

  1. Bisa meningkatkan ketekunan peserta didik saat pembelajaran.
  2. Suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena peserta didiknya aktif.
  3. Keterampilan peserta didik dalam mengelola suatu proyek semakin terasah.
  4. Meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik.
  5. Melatih sifat kolaboratif di dalam kelas.

Adapun kelemahannya adalah sebagai berikut.

  1. Membutuhkan peralatan yang lebih kompleks, sehingga dibutuhkan tim teaching.
  2. Waktu yang dibutuhkan lebih lama, sehingga guru harus bisa mengondisikan agar kelas tetap kondusif.
  3. Perbedaan topik yang diberikan oleh guru bisa menimbulkan ketidakpahaman peserta didik tentang keseluruhan topik.
  4. Proyek akan terhambat jika peserta didiknya pasif dan kesulitan dalam mengumpulkan data.

Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning

Lantas, apa perbedaan project based learning dan problem based learning? Bukankah keduanya sama-sama menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran?

Dilansir dari situs web uvu.edu, dalam project based learning siswa harus menghasilkan sesuatu atau produk untuk menunjukkan hasil belajar mereka. Sedangkan dalam problem based learning, siswa harus menyajikan solusi otentik untuk masalah yang diberikan.

Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu sedang mencari informasi seputar dunia guru lainnya, silahkan update Quipper Blog, ya. Tetap jaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan 5M. Salam Quipper!

Lainya untuk Anda