Home » UNTUK GURU » Program Pembelajaran Individual: Pengertian, Tujuan, dan Langkah Penyusunannya

Program Pembelajaran Individual: Pengertian, Tujuan, dan Langkah Penyusunannya

Program Pembelajaran Individual: Pengertian, Tujuan, dan Langkah Penyusunannya

Apa itu program pembelajaran individual? Program pembelajaran individual adalah salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).

Dengan pembelajaran ini, peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan lebih berfokus pada kemampuan dan kelemahan kompetensi mereka.

Lantas, bagaimana tahapan pembuatan program pembelajaran individual ini? Bagaimana penerapannya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Program Pembelajaran Individual

Program pembelajaran individual (PPI) atau dikenal juga dengan The Individualized Education Program (IEP) adalah suatu program pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan cara belajar setiap anak. Program pembelajaran ini juga menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran yang digunakan pada anak-anak berkebutuhan khusus.

Sebab, dengan program pembelajaran individual ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan lebih berfokus pada kemampuan dan kelemahan kompetensi yang dimiliki.

Program pembelajaran ini dipelopori oleh Samuel Gridley Howe pada tahun 1971. Howe sendiri merupakan pelopor pendidik orang tunanetra dan orang-orang dengan keterbelakangan mental asal Amerika Serikat. Program pembelajaran ini kemudian diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1992.

Dalam penerapan program pembelajaran individual harus bersifat dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).

Selain itu, setidaknya ada tiga kemampuan yang harus dikuasai oleh guru agar dapat memberikan layanan pada peserta didik berkebutuhan khusus secara profesional, yakni memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengasesmen kemampuan akademik dan non akademik, merumuskan program pembelajaran individual, dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Tujuan Program Pembelajaran Individual

Adapun tujuan program pembelajaran individual, antara lain:

  • Memastikan setiap siswa berkebutuhan khusus mendapatkan perlakuan dalam proses pembelajaran yang sesuai kebutuhannya.
  • Mendeskripsikan serangkaian strategi yang diarahkan untuk kebutuhan pengajaran khusus bagi siswa berkebutuhan khusus.
  • Menjadi sarana manajemen program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, sebagai media komitmen tertulis dari pihak pengelola sekolah untuk memberikan layanan pendidikan dna menyediakan sarana yang dibutuhkan anak sebaik-baiknya.
  • Mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki anak dalam proses pembelajaran.
  • Menjadi media komunikasi antara orang tua dan guru untuk bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan anak, bagaimana cara memenuhi kebutuhan anak tersebut dan cara mengantisipasi hambatan yang muncul dalam proses pemenuhan kebutuhan anak, serta mengevaluasi kemajuan pendidikan anak.

Komponen dalam Program Pembelajaran Individual

Adapun komponen dalam PPI adalah sebagai berikut:

  • Deskripsi tentang kemampuan anak saat ini. Tingkat kemampuan anak ini dapat diketahui setelah melakukan asesmen.
  • Tujuan jangka panjang. Pada komponen ini, diperlukan kerjasama antara guru dan orang tua agar tujuan pembelajaran lebih realistis.
  • Tujuan jangka pendek. Sasaran belajar jangka pendek atau tujuan jangka pendek harus dapat diamati dan diukur, serta berpusat pada peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK), positif dan hendaknya mencerminkan pengajaran antara tingkat kecakapan dan tujuan akhir.\
  • Jenis layanan khusus yang diberikan, seperti guru yang mengajar, isi program pengajaran dan kegiatan pembelajaran, alat yang dipergunakan.
  • Pengaturan pemberian layanan yang harus disertai tanggal kapan pengajaran mulai dilaksanakan dan antisipasi lamanya pelayanan.
  • Waktu pelaksanaan dan kriteria evaluasi. Ada dua penilaian dalam PPI, yaitu:
  • Penilaian untuk menentukan tingkat kecakapan siswa berkebutuhan khusus saat ini, menjelaskan kekuatan dan kelemahan peserta didik berkebutuhan khusus.
  • Menilai keberhasilan siswa berkebutuhan khusus dalam mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan.

Tahapan Pembuatan Program Pembelajaran Individual

Dalam pembuatan program pembelajaran individual harus melewati tiga tahapan penting yang meliputi tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing), dan evaluasi (evaluating). Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. Tahap perencanaan

Pada tahapan ini, perlu dilakukan kegiatan asesmen dan kolaborasi sebelum memulai tahapan penulisan program. Asesmen dilakukan untuk mengidentifikasi atau sebagai screening awal, penentuan, dan evaluasi dari proses pembelajaran.

Selain itu, asesmen juga dilakukan agar tim perancang program pembelajaran individual mengetahui kemampuan dan kesiapan siswa berkebutuhan khusus sebelum mengaplikasikan sebuah rancangan pembelajaran. Tim perancang PPI ini biasanya terdiri dari guru, manajer, kasus, konselor sekolah, ahli komunitas, orang tua, dan terapis.

Secara umum, kegiatan asesmen ini terdiri dari 4 jenis kegiatan, yaitu reviewing, intervening, observing, dan testing.

2. Tahap pelaksanaan

Setelah program pembelajaran individual selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah pengenalan program kepada siswa untuk kemudian dilaksanakan. Pada tahap ini, komunikasi antara pemangku kepentingan yang telah terjalin dari proses awal harus tetap terjalin dengan baik agar fungsi kontrol dan pemantauan perkembangan siswa tetap terjaga.

Proses pemantauan ini dilakukan oleh seluruh anggota yang terlibat dalam pembuatan program pembelajaran individual dengan guru sebagai penanggung jawab utamanya. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan serangkaian metode asesmen, baik formal maupun informal, misalnya menggunakan behavioral checklist untuk melakukan observasi.

Dari proses pemantauan ini, nantinya akan diperoleh feedback atau umpan balik sehingga dapat dilakukan perbaikan apabila data menunjukkan adanya ketidakcocokan strategi yang diaplikasikan pada siswa atau tujuan yang dicanangkan kurang realistis.

3. Tahap evaluasi

Tahapan terakhir dalam pembuatan program pembelajaran individu adalah evaluasi. Pada tahap ini, ada dua kegiatan pokok yang perlu dilakukan yaitu peninjauan (reviewing) dan pelaporan.

Peninjaun dilakukan untuk menentukan kelayakan dan keefektifan sebuah program, melihat kemampuan siswa, dan mengidentifikasi strategi yang efektif pada masa persiapan transisis. Idealnya, setiap program pembelajaran individual ditinjau paling tidak setahun sekali.

Hasil peninjauan program pembelajaran ini nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan program pembelajaran individual berikutnya. Jadi, ketika siswa naik kelas, guru di tingkat berikutnya tidak perlu membuat program dari awal.

Guru tinggal melanjutkan saja berdasarkan evaluasi terhadap kemajuan siswa sehingga ada keberlanjutan dalam proses pembelajaran individual pada siswa berkebutuhan khusus.

Langkah-langkah Penyusunan Program Pembelajaran Individual

Melansir dari dokumen yang diterbitkan oleh PAUD Pedia Kemendikbud, menurut Kitano dan Kirby (1986) dalam Mulyono Abdulrrahman (2005) ada lima langkah dalam merumuskan program pembelajaran individual, yaitu:

  • Membentuk tim PPI, yang terdiri dari guru kelas, guru bidang studi, kepala sekolah, Guru Pendamping Khusus (GPK), orang tua atau tenaga ahli lain yang ada dan terkait dengan kondisi anak. Tim ini bertanggungjawab atas program yang dirancang bersama.
  • Menilai kekuatan, kelemahan, minat dan kebutuhan anak dari berbagai aspek perkembangan; emosi, sosialisasi, kognitif, bahasa, fisik motorik dan lain-lain serta program khusus.
  • Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
  • Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan.
  • Menentukan metode evaluasi yang dapat dipergunakan untuk menentukan kemajuan anak.

Berdasarkan lima langkah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan program pembelajaran individual ini dimulai dengan:

  • Membentuk tim penyusun PPI yang terdiri dari guru, kelas, guru bidang studi, kepala sekolah, Guru Pendamping Khusus (GPK), orang tua atau tenaga ahli lain yang ada dan terkait dengan kondisi anak.
  • Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan identifikasi dan asesmen pada siswa berkebutuhan khusus agar tim penyusun dapat mengenali dengan baik siswa tersebut di seluruh aspek kehidupannya.
  • Proses identifikasi dan asesmen siswa ini dapat dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara mendalam dengan orang tua, wali, pengasuh, atau orang terdekat yang ikut andil dalam pengasuhan anak sehari-hari agar mendapatkan informasi yang signifikan. Proses ini juga bisa dilakukan dengan penggunaan tes formal, tes informal, atau sistem rekaman video kegiatan anak sehari-hari.
  • Setelah mendapatkan dan mengumpulkan informasi melalui observasi, wawancara, tes, dan rekaman video, tim penyusun PPI melakukan musyawarah untuk merancang program pembelajaran individual yang tepat untuk siswa berkebutuhan khusus, menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang hendak dicapai, serta metode dan prosedur pencapaian tujuan.
  • Setelah penyusunan PPI ini selesai, tim PPI melakukan diskusi lebih lanjut dengan orang tua siswa mengenai hal-hal atau program yang ingin dicapai, serta bagaimana cara mencapainya.
  • Jika orang tua atau wali siswa sudah setuju, maka barulah program pembelajaran individual ini disahkan dan dijalankan pada siswa berkebutuhan khusus tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Program Pembelajaran Individual

Setiap program pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, tak terkecuali program pembelajaran individual ini. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan PPI

  • Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai kecepatan masing-masing.
  • Mendorong siswa agar lebih termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam waktu yang lebih cepat.
  • Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal membaca pemahaman dan membaca kritis.
  • Membentuk kebiasaan mandiri dan tidak tergantung kepada bantuan orang lain pada diri siswa.

Kekurangan PPI

  • Peran guru tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh uraian tertulis.
  • Berkurangnya kegiatan dalam kelompok karena fokus pada pembelajaran individu atau perorangan.
  • Keterampilan menyimak dan berbicara sedikit terabaikan.
  • Butuh biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan modul atau paket belajar siswa.

Peran Guru dalam Program Pembelajaran Individual

Dalam program pembelajaran individual ini, siswa berkebutuhan khusus akan dibantu oleh guru pembimbing khusus (GPK). Guru ini berfungsi untuk membantu guru kelas dalam membuat program layanan khusus dan melaksanakan pembelajaran secara individual sehingga siswa berkebutuhan khusus dapat menerima pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Selain itu, guru pembimbing khusus ini juga bertugas untuk mendampingi guru kelas dalam menyiapkan kegiatan yang berkaitan dengan materi belajar, mendampingi siswa berkebutuhan khusus dalam menyelesaikan tugasnya dengan cara memberikan instruksi yang singkat dan jelas, hingga memberikan pengajaran yang menyenangkan kepada siswa berkebutuhan khusus dan menjalankan program pembelajaran individual (PPI).

Berdasarkan fungsi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru pembimbing khusus dalam PPI adalah sebagai fasilitator dan mediator yang menampung dan melayani segala sesuatu yang menjadi kebutuhan siswa berkebutuhan khusus sekaligus bertugas melaksanakan pembelajaran individual.

Contoh Format Program Pembelajaran Individual

Berikut adalah format pengembangan program pembelajaran individual.

Contoh Format Program Pembelajaran Individual

Image source: paudpedia.kemdikbud.go.id

Bapak/Ibu guru, itulah pembahasan mengenai program pembelajaran individu. Semoga bermanfaat!

Lainya untuk Anda