Home » UNTUK GURU » Macam-Macam Strategi Pembelajaran serta Contoh Penerapan & Cara Menentukannya

Macam-Macam Strategi Pembelajaran serta Contoh Penerapan & Cara Menentukannya

Bagaimana strategi pembelajaran yang baik? Pertanyaan ini mungkin cukup sering ditanyakan oleh tenaga pengajar, mengingat pentingnya menerapkan strategi pembelajaran yang baik agar siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang pengertian strategi pembelajaran, jenis-jenisnya, dan tips menerapkan strategi pembelajaran di kelas. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Strategi Pembelajaran?

Mengutip Buku Ajar Strategi Pembelajaran karangan Akrim, dalam bidang pembelajaran, strategi pembelajaran didefinisikan sebagai perencanaan yang mengandung rangkaian kegiatan yang terbentuk dalam sebuah tindakan atau rangkaian kegiatan yang terencana agar dapat meraih tujuan pendidikan tertentu.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terencana dalam penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Strategi ini tidak hanya dijalankan oleh siswa saja, tapi juga guru sebagai tenaga pengajar.

Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien bisa tercapai. Selain itu, strategi pembelajaran juga tidak hanya sebatas serangkaian aktivitas yang terencana saja, tapi juga pengaturan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

Tujuan Strategi Pembelajaran

Adapun tujuan dari menerapkan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
  2. Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
  3. Mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
  4. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa belajar merupakan suatu kebutuhan.
  5. Memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi.

Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru saat mengajar di kelas. Berikut adalah jenis-jenis strategi pembelajaran.

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran di mana guru memiliki peranan yang dominan, sedangkan siswa cenderung menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Dalam strategi ini, proses penyampaian materi dilakukan oleh guru secara lisan kepada siswa agar dapat memahami dan menguasai materi pelajaran secara optimal.

Oleh karena itu, penjelasan guru dalam strategi pembelajaran ekspositori ini harus jelas sehingga bisa dipahami oleh siswa dengan mudah. Penjelasan yang kurang jelas dapat membuat siswa kebingungan dan menghambat proses belajar mereka.

Dalam strategi pembelajaran ekspositori ini, guru dapat menggunakan buku teks, referensi atau pengalaman pribadi sebagai sumber informasinya. Media lain, seperti video pendidikan dan alat bantu visual (diagram, contoh fisik, gambar, dan peta) juga dapat digunakan untuk mendukung penjelasan materi agar lebih mudah dipahami peserta didik.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri

Berbeda dengan strategi pembelajaran ekspositori, dalam strategi pembelajaran inkuiri, siswa memiliki peranan yang lebih aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan definisi strategi pembelajaran inkuiri itu sendiri, yaitu strategi pembelajaran yang memberikan ruang pada siswa untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.

Itu artinya, siswa tidak hanya menerima penjelasan saja dari guru, tapi juga berupaya untuk menemukan inti dari materi pelajaran secara mandiri. Adapun tujuan dari strategi pembelajaran ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran inkuiri ini siswa tidak hanya dituntut agar dapat menguasai materi pelajaran saja, tapi juga dapat menggunakan potensi yang dimilikinya secara maksimal.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Selanjutnya ada strategi pembelajaran berbasis masalah yang juga bisa digunakan guru saat mengajar di kelas.

Sesuai dengan namanya, strategi ini berfokus pada proses penyelesaian masalah dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Permasalahan ini bisa diambil dari buku teks, peristiwa di lingkungan sekitar, maupun peristiwa yang terjadi di masyarakat.

Strategi pembelajaran berbasis masalah ini sangat cocok digunakan bila guru ingin:

  1. Siswa tidak hanya mengingat materi pelajaran, tapi juga dapat memahaminya dengan baik.
  2. Mengembangkan kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam kondisi tertentu, dan mengetahui adanya perbedaan antara fakta dan pendapat.
  3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan.
  4. Membuat tantangan intelektual untuk siswa.
  5. Mendidik siswa agar lebih bertanggung jawab dalam belajarnya
  6. Membuat siswa lebih memahami hubungan antara teori yang mereka pelajari di sekolah dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 6 orang. Setiap kelompok akan mendapatkan tugas masing-masing dari guru untuk dikerjakan bersama-sama.

Apabila ada anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan oleh guru, maka anggota kelompok yang lain bertugas untuk menjelaskannya, sebelum mengajukan bertanya kepada guru.

Adapun tujuan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab pada siswa, memberikan peluang yang sama kepada setiap siswa untuk sukses dalam belajar, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.

5. Strategi Pembelajaran Afektif

Jenis strategi pembelajaran berikutnya adalah strategi pembelajaran afektif. Strategi ini menekankan pada pembentukan sikap yang positif kepada siswa dengan cara menghadapkan mereka pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis.

Dengan menghadapkan siswa pada situasi tersebut, diharapkan mereka dapat membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianggapnya baik.

Strategi pembelajaran afektif ini sangat cocok diterapkan untuk menguatkan karakter siswa, seperti tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Strategi pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa dalam menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan peristiwa atau permasalahan dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, siswa dapat menerapkan materi yang mereka pelajari di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari.

7. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah strategi pembelajaran yang berfokus pada perkembangan kemampuan berpikir siswa melalui analisis fakta-fakta atau pengalaman siswa sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.

Dengan strategi pembelajaran ini, daya berpikir siswa akan lebih terlatih dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu saja, strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir juga membantu siswa agar lebih siap dalam menghadapi setiap permasalahan yang diajukan oleh guru.

Komponen Strategi Pembelajaran

Berikut adalah komponen-komponen dalam strategi pembelajaran yang harus dipenuhi.

  1. Tujuan pengajaran, acuan yang dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran.
  2. Guru, tenaga pendidik yang berperan dalam pemilihan strategi pembelajaran.
  3. Siswa, berperan sebagai pihak yang akan menerima sekaligus menjalankan strategi pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru.
  4. Materi pelajaran, informasi yang akan diberikan kepada peserta didik. Materi pelajaran dibedakan menjadi materi formal yang terdapat pada buku-buku resmi dan materi informal yang berisi tentang lingkungan sekolah.
  5. Metode pengajaran, ketepatan dalam memilih metode dapat mempengaruhi strategi pembelajaran.
  6. Media pengajaran, alat yang digunakan oleh guru dalam menjelaskan suatu materi pelajaran.
  7. Administrasi dan finansial. Komponen ini berkaitan dengan perencanaan dan jadwal pembelajaran, kondisi ruang belajar, sarana dan prasarana dalam pembelajaran.

Contoh Penerapan Strategi Pembelajaran di Kelas

Berikut adalah beberapa contoh penerapan strategi pembelajaran yang di kelas.

1. Contoh Strategi Pembelajaran Ekspositori

Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran Kimia, tepatnya materi mengenai Larutan Asam dan Basa, serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah itu, guru menjelaskan materi dengan metode pembelajaran, seperti ceramah dan tanya jawab.

Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi, Bapak/Ibu guru bisa mendemonstrasikan cara membedakan larutan asam dan basa. Misalnya, dengan melakukan percobaan kecil menggunakan media berupa sabun mandi, detergen, dan pembersih lantai sebagai larutan basa, dan buah jeruk, larutan pencuci mata, serta minuman bersoda sebagai larutan asam.

Setelah menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, Bapak/Ibu guru bisa memberikan soal latihan atau post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan.

2. Contoh Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan solusi dari suatu permasalahan. Untuk menerapkan strategi pembelajaran ini, Bapak/Ibu guru dapat memberikan gambaran besar masalah lingkungan yang sedang dialami, misalnya masalah limbah.

Setelah itu, mintalah siswa untuk mengidentifikasi jenis-jenis limbah yang ada, lalu pilih salah satu dari jenis-jenis limbah tersebut untuk dibahas lebih lanjut. Misalnya, siswa memilih limbah cair, maka mereka harus mengidentifikasi penyebab munculnya limbah cair, dampaknya terhadap lingkungan, dan cara mengatasinya.

3. Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Sekilas, strategi pembelajaran berbasis masalah ini mirip dengan strategi pembelajaran inkuiri. Bedanya, pada strategi pembelajaran ini dalam proses penyelesaian masalah dilakukan langkah-langkah ilmiah. Berikut contohnya.

Pertama, Bapak/Ibu guru harus memberikan landasan teorinya terlebih dahulu. Misalnya, mengenai virus Corona, maka jelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu virus, bagaimana cara berkembang biaknya, dan informasi lainnya.

Setelah itu, paparkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat akibat virus tersebut. Agar siswa lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, Bapak/Ibu guru bisa membagi mereka ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Kemudian, mintalah siswa untuk membuat hipotesis dan pembahasan yang dilengkapi dengan data dan literatur untuk mendukung pendapat mereka. Setelah itu, ditutup dengan kesimpulan serta solusi untuk permasalahan tersebut yang bisa mereka paparkan lewat presentasi di depan kelas.

4. Contoh Strategi Pembelajaran Kooperatif

Bapak/Ibu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dengan kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

Setelah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, berikan awalan berupa ulasan materi yang akan dibahas. Misalnya, tentang energi dan jenis-jenisnya.

Setiap kelompok akan mendapatkan satu sub materi untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Setelah diskusi, setiap perwakilan kelompok akan menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya.

Sementara itu, Bapak/Ibu guru bisa memberikan penilaian dari hasil yang dipaparkan oleh setiap perwakilan kelompok dan pemahaman mereka terhadap materi tersebut.

5. Contoh Strategi Pembelajaran Afektif

Untuk menerapkan strategi pembelajaran afektif, Bapak/Ibu guru bisa mengadakan sesi presentasi di depan kelas yang diakhiri dengan sesi tanya jawab. Dari kegiatan ini, Bapak/Ibu guru bisa menilai cara siswa saat bertutur kata dan menghadapi konflik bila terjadi perbedaan pendapat.

6. Contoh Strategi Pembelajaran Kontekstual

Bapak/Ibu guru bisa memberikan studi kasus yang biasa ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, mintalah siswa untuk mencari solusi dari studi kasus tersebut dari berbagai sumber, baik dari buku, jurnal, atau artikel.

7. Contoh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

Untuk menerapkan strategi pembelajaran ini, Bapak/Ibu guru bisa memberikan permasalah yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, mintalah siswa untuk menganalisis masalah tersebut, mulai dari penyebab, dampak, dan solusi yang bisa diberikan.

Langkah Dasar Strategi Pembelajaran

Pada dasarnya, strategi pembelajaran mencakup empat langkah dasar, yaitu:

  • Penetapan tujuan pengajaran.
  • Penetapan sistem pendekatan pengajaran.
  • Pemilihan dan penetapan metode, teknik, dan prosedur pembelajaran yang paling tepat dan efektif.
  • Penetapan kriteria keberhasilan proses pembelajaran.

Langkah-langkah Menentukan Strategi Pembelajaran

Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat:

1. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Setiap strategi pembelajaran tentu memiliki tujuannya masing-masing. Maka dari itu, sebelum memutuskan memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan, guru perlu mengetahui tujuan dari suatu pembelajaran.

Misalnya, mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis siswa, maka strategi pembelajaran inkuiri adalah pilihan yang tepat. Sebaliknya, jika ingin menguatkan karakter siswa, bisa menerapkan strategi pembelajaran afektif.

2. Sesuaikan dengan gaya belajar siswa

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang lebih mudah memahami pelajaran jika mendengarkan penjelasan guru, tapi ada pula siswa yang lebih mudah memahami pelajaran ketika belajar kelompok.

Oleh karena itu, guru harus mengetahui gaya belajar yang dimiliki setiap siswa sehingga bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat.

3. Perhatikan jumlah siswa

Selain gaya belajar siswa, perhatikan juga jumlah siswa yang hadir di kelas. Hal ini dikarenakan, ada beberapa strategi pembelajaran mungkin kurang efektif jika diterapkan dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

Misalnya, strategi pembelajaran afektif yang mungkin akan membuat guru kesulitan dalam menilai sikap dan karakter siswa yang jumlahnya banyak.

4. Alokasi Waktu

Alokasi waktu juga menjadi salah satu hal yang patut guru pertimbangkan saat menentukan strategi pembelajaran. Pasalnya, setiap mata pelajaran memiliki alokasi waktu masing-masing.

Bagaimana Strategi Pembelajaran di Era New Normal?

Selain bekerja, pandemi Covid-19 juga menghambat kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Alhasil, mau tak mau, kegiatan pembelajaran sekolah harus dilakukan dari jarak jauh atau secara online untuk mencegah penularan virus Corona.

Kabar baiknya, saat ini kita sudah memasuki era new normal. Ini artinya, kegiatan belajar-mengajar sudah bisa dilakukan secara tatap muka, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Nah, di era new normal ini, guru mungkin perlu melakukan penyesuaian strategi pembelajaran, mengingat waktu yang digunakan untuk pembelajaran tatap muka cukup terbatas.

Sebagai solusinya, guru dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online yang disebut dengan blended learning. Pembelajaran blended learning ini dapat memudahkan guru dan siswa untuk berbagi materi secara online sehingga dapat menghemat waktu dan lebih fleksibel.

Selain itu, strategi pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning ini juga membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan, serta membuat siswa menjadi lebih mandiri dalam mengerjakan tugas-tugasnya di rumah.

Bagaimana Jika Guru Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran?

Penggunaan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar dapat ditentukan oleh guru. Namun, perlu diketahui bahwa salah satu tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran adalah memudahkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Itu artinya, jika tidak menggunakan strategi pembelajaran, ada kemungkinan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sulit untuk dicapai. Selain itu, tanpa penggunaan strategi pembelajaran, dapat membuat siswa kesulitan dalam memahami pelajaran. Hal ini tentu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tak hanya itu saja, tanpa penggunaan strategi pembelajaran, kegiatan belajar-mengajar di kelas akan terasa monoton sehingga siswa merasa lebih cepat bosan dan tidak termotivasi. Lagi-lagi, hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, penting sekali menggunakan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar. Namun, perhatikan pula jenis strategi yang digunakan dengan tujuan, waktu, dan kondisi siswa di kelas.

Demikian pembahasan mengenai strategi pembelajaran. Semoga informasi yang disajikan bisa bermanfaat untuk Bapak/Ibu guru.

Lainya untuk Anda