Home » UNTUK GURU » Hybrid Learning – Pengertian, Manfaat, Langkah

Hybrid Learning – Pengertian, Manfaat, Langkah

Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih fleksibel. Hal itu bisa dirasakan secara langsung di dunia pendidikan. Sebelum pandemi, kegiatan pembelajaran hanya bisa dilakukan dengan tatap muka di sekolah. Namun, pandemi mengubah itu semua. Seluruh kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara daring dalam kurun waktu 1,5 tahun. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan kebiasaan baru ini memunculkan suatu metode pembelajaran yang dikenal sebagai hybrid learning

Lantas, seperti apa penerapan hybrid learning? Simak ulasan berikut ini.

Pengertian Hybrid Learning

Hybrid learning adalah gabungan atau kombinasi antara dua jenis pembelajaran, yaitu pembelajaran tatap muka dan online, yang memanfaatkan teknologi sebagai pendukung utamanya. 

Konsep belajar ini sejalan dengan gagasan Mendikbudristek yang ingin menciptakan Konsep Merdeka Belajar di seluruh wilayah Indonesia.

Seperti Apa Hybrid Learning Menurut Para Ahli?

Adapun pengertian hybrid learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Ana Sutisna

Metode belajar yang menggabungkan dua atau lebih metode dan pendekatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan proses pembelajaran.

2. Bershin

Kombinasi antara media pembelajaran yang berbeda untuk menciptakan program pembelajaran yang optimal bagi peserta didik secara spesifik.

3. Ali Massoud, dkk

Kombinasi dari berbagai pendekatan di dalam pembelajaran.

4. Joyce dan Weil

Model dan strategi pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada situasi belajar, sifat materi, dan jenis belajar yang diinginkan.

5. Heny dan Budhi

Penggabungan dari satu atau lebih dimensi.

Manfaat Hybrid Learning

Adapun manfaat hybrid learning adalah sebagai berikut.

  1. Guru dan peserta didik semakin mahir dalam mengoperasikan perangkat teknologi.
  2. Melatih kemandirian dan keaktifan peserta didik.
  3. Kegiatan pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
  4. Meningkatkan kemampuan literasi digital, baik untuk peserta didik, guru, maupun orangtua.
  5. Kegiatan belajar mengajar bisa lebih fleksibel serta tak terbatas ruang dan waktu.

Kelebihan Model Belajar Hybrid Learning

Sebagai sebuah metode pembelajaran yang belum lama dikenal, hybrid learning memiliki kelebihan seperti berikut.

1. Memberikan ruang sosialisasi bagi peserta didik

Jika seluruh kegiatan pembelajaran hanya dilakukan secara daring, maka peserta didik berpotensi mengalami kejenuhan. Nah, kehadiran kelas hybrid ini masih memungkinkan kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka meskipun hanya beberapa hari saja dalam seminggu. 

Hal itu tentu bisa memberikan ruang sosialisasi bagi peserta didik untuk kembali berinteraksi secara terbatas dengan rekan sekolahnya.

2. Lebih fleksibel dalam menyelenggarakan KBM

Tidak semua materi pembelajaran bisa mudah dipahami melalui kelas virtual. Pada kelas hybrid, guru bisa memilih untuk menggelar tatap muka pada materi yang dianggap perlu penekanan.

3. Menyegarkan kembali fisik dan mental yang lelah saat di rumah saja

Terlalu lama berdiam diri di rumah tentu membawa dampak tersendiri bagi tiap individu, tak terkecuali guru dan peserta didik. 

Pada hybrid learning, guru bisa mengondisikan kembali kelas konvensional dengan tetap menjaga prokes agar mental peserta didik kembali bugar dan semangat dalam belajar.

Kekurangan Model Belajar Hybrid Learning

Jika ada kelebihan, sudah pasti ada kekurangan. Lantas, seperti apa kekurangan hybrid learning

1. Membutuhkan peran ekstra orangtua

Pembelajaran yang digelar secara daring dan tatap muka harus tetap mendapatkan pengawasan orangtua. Pada pembelajaran daring, orang tua harus selalu aktif memantau putra-putrinya, terlebih di saat putra-putrinya mendapatkan tugas yang cukup banyak. 

Dukungan orang tua diharapkan bisa memberikan energi baru yang positif bagi mental dan psikis anak di saat pembelajaran hanya melalui dunia virtual. 

Sementara itu, saat kegiatan belajar sudah digelar secara tatap muka, dukungan orang tua juga diperlukan agar anak bisa tetap menjaga diri di luar yang belum sepenuhnya aman.

2. Sulitnya membuat jadwal belajar

Saat belajar daring, biasanya peserta didik akan kesulitan mengatur jadwal belajar mereka. Hal itu karena seluruh kegiatan dilakukan dari tempat yang sama, yaitu di rumah. 

Tak jarang, sebagian peserta didik merasa kewalahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru. 

Dalam hal ini, peserta didik perlu melibatkan peran guru dan orang tua untuk membantu mengatur jadwal belajar yang lebih fleksibel dengan tetap mempertimbangkan kondisi pembelajaran yang terkadang tidak menentu.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Hybrid Learning

Agar kegiatan belajar di kelas hybrid berjalan efektif dan optimal, Bapak/Ibu bisa menerapkan langkah-langkah berikut.

1. Membuat visi dan misi yang sama antara guru dan murid

Sebelum menyelenggarakan kelas hybrid, Bapak/Ibu harus memastikan peserta didik mengerti dengan aturan pembelajaran yang akan berlangsung, terkait tujuan pencapaian, penilaian, partisipasi, sampai materi yang akan diajarkan.

2. Membentuk kelas yang menyenangkan dan interaktif

Kelas yang menyenangkan dan interaktif adalah kunci ketertarikan peserta didik pada pembelajaran yang sedang diikuti. Caranya adalah dengan menampilkan materi pembelajaran dengan sentuhan animasi, mind mapping, atau lainnya agar terlihat lebih menarik. 

Selain itu, Bapak/Ibu juga intensif membuka sesi diskusi dengan peserta didik. Hal itu bertujuan untuk menambah wawasan dan mengasah keberanian peserta didik di kelas. 

Agar pembelajaran bisa lebih optimal, Bapak/Ibu dan peserta didik bisa menggunakan video teleconference.

3. Memanfaatkan teknologi LMS (learning management system)

Teknologi LMS memudahkan Bapak/Ibu dalam menyusun strategi pembelajaran, baik mulai proses perencanaan, implementasi, sampai penilaian. 

Melalui teknologi ini, Bapak/Ibu bisa memantau keaktifan peserta didik. Contoh LMS yang bisa Bapak/Ibu manfaatkan adalah Google Classroom.

4. Membuat dokumentasi di setiap sesi pembelajaran

Dokumentasi yang dimaksud bisa berupa rekaman kegiatan atau arsip tugas serta kehadiran peserta didik. Dokumentasi ini nantinya akan memudahkan Bapak/Ibu dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya.

Persiapan Hybrid Learning

Sebagai upaya dalam memaksimalkan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya mereda, dibutuhkan persiapan hybrid learning secara matang. Adapun persiapan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Memperbaiki sanitasi yang baik di sekolah

Sanitasi di sekolah meliputi tempat cuci tangan, kamar mandi, kebersihan kelas, keberadaan hand sanitizer, sirkulasi udara yang baik, dan sebagainya.

2. Membentuk satuan tugas (satgas) untuk memantau terlaksananya protokol kesehatan di sekolah

Satgas ini berperan untuk memantau penerapan prokes di lingkungan sekolah, mulai pengecekan suhu dan penggunaan masker maupun face shield. Meskipun pembelajaran tatap muka sudah kembali digelar, prokes harus tetap jalan tanpa diberi ruang untuk kendor.

3. Memperbaiki denah tempat duduk sesuai arahan prokes

Di kala pandemi seperti ini, jarak tempat duduk tidak boleh terlalu dekat, sehingga pihak panitia harus mengatur sedemikian sehingga aman untuk peserta didik.

4. Membuat jadwal shift bagi peserta didik

Sebelum menggelar pembelajaran hybrid, Bapak/Ibu harus membuat jadwal shift terlebih dahulu. Jadwal ini memuat daftar peserta didik yang harus masuk tatap muka dan daring secara bergantian.

5. Mengadakan gladi bersih pembelajaran hybrid

Hasil dari gladi bersih bisa dijadikan bahan evaluasi oleh Bapak/Ibu guru terkait kekurangan dan kendalanya. Oleh sebab itu, dengan adanya gladi bersih diharapkan pembelajaran hybrid bisa berjalan secara optimal.

Perbedaan antara Hybrid Learning dan Blended Learning

Lantas, apa perbedaannya dengan blended learning? Perbedaan hybrid learning dan blended learning adalah sebagai berikut.

1. Pada pembelajaran hybrid, guru harus memberikan pembelajaran yang sama di jam yang sama pada kelompok peserta didik yang berbeda. 

Contoh hybrid learning adalah peserta didik kelas 8 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tatap muka dan daring. Pada hari Senin jam 08.00, jadwal pelajaran di kelas 8 adalah Matematika. 

Nah, pada hari Senin jam 08.00, kelompok tatap muka melaksanakan pembelajaran Matematika di sekolah. Sementara itu, kelompok daring melaksanakan pembelajaran Matematika secara daring dari rumah. Untuk kelompok daring, bisa menyaksikan pembelajaran oleh Bapak/Ibu guru di kelas melalui aplikasi berbasis video seperti Zoom.

2. Pada pembelajaran blended, guru memberikan pembelajaran tatap muka dan online secara beriringan. Contoh blended learning adalah pada hari Senin jam 08.00, guru memberikan pembelajaran Matematika untuk semua peserta didik kelas 8 di kelas. 

Sepulang dari sekolah, guru memberikan penugasan pada peserta didik melalui media pembelajaran online, misalnya Quipper Video.

Jika Bapak/Ibu ingin tahu lebih detail terkait pembelajaran hybrid, berikut ini jurnal hybrid learning yang bisa Bapak/Ibu jadikan referensi.

Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Jangan lupa untuk selalu update informasi terkini tentang dunia pendidikan bersama Quipper Blog. Patuhi selalu protokol kesehatan 3M. Salam Quipper!

Lainya untuk Anda