Home » UNTUK GURU » Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Merancang Kegiatan Apersepsi

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Merancang Kegiatan Apersepsi

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Merancang Kegiatan Apersepsi

Setiap hari di ruang kelas adalah kesempatan baru untuk membuka pintu pemahaman yang lebih dalam bagi para peserta didik. Namun, bagaimana kita bisa memastikan bahwa setiap kegiatan pembelajaran tidak hanya informatif, tetapi juga memikat hati? Mari kita membahas sebuah elemen kritis dalam proses pembelajaran: kegiatan apersepsi. Sekarang, mari bersama-sama mengatasi kendala-kendala umum dan merinci faktor-faktor kunci yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun apersepsi yang efektif.

Kendala yang Mungkin Muncul pada Kegiatan Apersepsi

Sebelum merinci faktor-faktor kunci, mari kita pahami kendala-kendala yang mungkin guru hadapi saat pelaksanaan apersepsi:

  1. Waktu yang Terbatas

Waktu yang singkat seringkali menjadi batasan tak terelakkan. Membuat apersepsi dalam waktu yang terbatas memerlukan perencanaan yang sistematis agar tidak menimbulkan kebingungan pada peserta didik.

  1. Ketidaksiapan Peserta Didik

Tujuan utama diadakannya kegiatan apersepsi adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran. Untuk itu, kesiapan peserta didik sangat dibutuhkan agar kegiatan ini bisa berjalan optimal, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Ketidaksiapan peserta didik bisa mengakibatkan kegiatan ini menjadi tidak kondusif.

  1. Keterbatasan Fasilitas

Fasilitas, bukan hanya teknologi, tetapi juga buku dan peralatan sederhana, dapat memengaruhi kelancaran apersepsi. Keterbatasan dapat mempersulit peserta didik dalam mengakses sumber referensi.

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Merancang Apersepsi

Setelah memahami kendala-kendala tersebut, mari kita lihat enam faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam merancang kegiatan apersepsi yang efektif:

  1. Durasi yang Tepat

Durasi apersepsi harus sejalan dengan substansi materi yang diajarkan, guna menghindari pemotongan durasi materi inti. Penentuan durasi yang tepat menjadi kunci agar apersepsi berjalan optimal sesuai dengan rencana pembelajaran.

  1. Substansi Isi yang Menarik

Substansi isi bisa diibaratkan sebagai makanan pokok. Artinya, pengetahuan atau gagasan baru yang akan diperoleh peserta didik bergantung pada substansi isi yang mereka terima. Itu artinya, Bapak/Ibu perlu mengemas isi apersepsi semenarik mungkin, karena substansi isi yang menarik akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Jika memungkinkan, Bapak/Ibu bisa memanfaatkan peran teknologi seperti animasi, video, dan sebagainya. Contohnya, kegiatan apersepsi pada materi teori kinetik gas bisa memanfaatkan animasi gerakan partikel gas di dalam suatu tabung. Seiring dengan kenaikan suhu, gerakan partikel gasnya dibuat semakin cepat.

  1. Pemilihan Bahasa yang Tepat

Faktor ketiga yang harus dipertimbangkan dalam merancang apersepsi adalah pemilihan bahasa. Bapak/Ibu bisa menggunakan bahasa yang lugas, santai, namun tetap sopan agar isi apersepsi lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Jika bahasa yang digunakan terlalu formal dan kompleks, justru bisa memicu kebosanan atau menurunkan ketertarikan peserta didik pada materi pelajaran yang akan berlangsung. Mengingat, fungsi utama apersepsi adalah menumbuhkan motivasi peserta didik untuk memahami kaidah suatu materi pembelajaran secara menyeluruh.

  1. Teknik Penyampaian yang Menarik

Teknik penyampaian yang atraktif akan membawa kesan menyenangkan bagi peserta didik, sehingga mereka semakin antusias untuk mengikuti pembelajaran. Berbeda halnya jika apersepsi hanya disampaikan dengan teknik pidato, pasti sebagian besar peserta didik menganggap bahwa tidak ada bedanya antara apersepsi dan materi inti. Contoh: saat membahas konsep energi potensial, Bapak/Ibu bisa meminta peserta didik untuk menjatuhkan buku atau pensil dari ketinggian berbeda dan mengamati hasilnya. Selanjutnya, hasil pengamatan itu akan dibahas lebih lanjut di materi pelajaran intinya.

  1. Pemanfaatan Media Penyampaian

Pemilihan media yang sesuai dengan substansi isi apersepsi, seperti benda sehari-hari atau peralatan sederhana, dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Apersepsi membutuhkan media karena penyampaian melalui media lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Contohnya, saat Bapak/bu membahas tentang macam-macam tulang pada sistem rangka manusia. Media penyampaian yang bisa Bapak/Ibu gunakan adalah anggota tubuh, misalnya peserta didik diminta untuk memegang pergelangan tangan, lutut, punggung, dan sebagainya. Lalu, mereka diminta menyebutkan nama-nama tulang berdasarkan anggota tubuh yang disentuh. Dengan begitu, mereka bisa memahami bahwa materi yang akan dipelajari sebenarnya melekat erat dengan diri mereka sendiri.

  1. Penempatan Apersepsi yang Tepat

Tidak semua apersepsi harus ditempatkan di awal pembelajaran. Bapak/Ibu juga bisa menempatkan apersepsi di tengah, di akhir, atau kombinasi dari ketiganya. Penempatan apersepsi harus disesuaikan dengan substansi isi dan materi yang sedang diajarkan. Jika penekanannya pada pengulangan materi, Bapak/Ibu bisa menempatkannya di akhir pembelajaran.

Dalam menjalani peran sebagai pendidik, kita membawa tanggung jawab untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang memberi dampak jauh setelah pelajaran berakhir. Merancang apersepsi bukanlah sekadar tugas, melainkan kesempatan untuk membentuk pemahaman dan minat peserta didik terhadap ilmu pengetahuan.

Semoga kita semua, sebagai arsitek pembelajaran, dapat menciptakan jejak mendalam dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Jangan ragu untuk menjelajahi materi dan fitur bermanfaat di Quipper School Premium untuk mendukung pembelajaran Bapak/Ibu. Salam Quipper!


Baca Artikel Lainnya

Sumber

Lainya untuk Anda